Jumat, 10 Mei 2013

filsafat pendidikan islam


BAB I
PENDAHULUAN

a.      Latar Belakang
Masyarakat merupakan kelompok sosial terbesar dalam suatu negara. Selain di dalam lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah pendidikan juga dapat berlangsung didalam lingkungan masyarakat. Pendidikan di dalam lingkungan masyarakat tentunya berbeda dengan pendidikan yang terjadi pada lingkungan keluarga dan sekolah.
Masyarakat sangat berperan penting dalam pengembangan pendidikan seorang anak. Oleh karena itu hendaknya masyarakat ikut berpartisipasi dalam pendidikan anak baik secara langsung maupun tidak langsung. Antara lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat memiliki keterikatan yang sangat kuat. Karena masyarakat merupakan pembantu pada proses pematanagn individu sebagai anggota kelompok dalam suatu masyarakat.
Perilaku masyarakat yang seperti itu nyatanya didorong karena beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut bisa datang dari dalam diri  masing-masing ataupun pengaruh. Peran masyarakat dalam pendidikan yang besar menjadi sedikit terbengkalai dan dikesampingkan.
Masyarakat memang tidak bisa disalahkan sepenuhnya perihal sikap mereka yang apatis terhadap dunia pendidikan. Karena sesungguhnya manusia diciptakan berbeda, lengkap dengan segala kelebihan dan kekurangan, kemudahan serta kesulitan masing-masing.
Kecenderungan untuk menyepelekan  biasanya terjadi pada masyarakat yang memang kurang mendapatkan yang layak. Mereka yang tidak merasakan efek baik dari pendidikan bagi kehidupan cenderung untuk lebih menganggap bahwa pendidikan tidak penting. Padahal tanpa mereka sadari, peran masyarakat dalam pendidikan itu cukup besar.

     









BAB II
PEMBAHASAN

A.    Konsep Masyarakat Dalam Pendidikan Islam

Secara umum masyarakat dapat didefenisikan  sebagai kumpulan  individu  atau kelompok yang diikat oleh kesatuan Negara, kebudayaan dan agama. Di dalamnya termasuk  intraksi  timbal balik yang di dasarkan atas kepentingan bersama, adat kebiasaan, pola-pola, sistem hidup, , undang-undang dan segala jenis fenomena yang dirangkum oleh masyarakat dalam pengertian luas dan baru.
Murthada Muthahhari berpendapat bahwa masyarakat adalah kumpulan dari manusia yang antara satu dan lainnya saling terkait oleh sistem nilai, adat istiadat ritus-ritus serta hokum-hukum terentu dan bersama-sama berada dalam suatu iklim dan bahan makanan yang sama.
Hal ini sejalan dengan  pendapat Ibnu Khaldun yang mengatakan bahwa adanya masyarakat memiliki ciri-ciri yang demikian  itu adalah merupakan suatu keharusan , karena menurut wataknya  manusia adalah makhluk sosial. Secara individual manusia membutuhkan masyarakat.
Dalam Al-qur’an  ada beberapa istilah yang digunakan  dalam menjelaskan  makna masyarakat, diantaranya adalah

B.     Pengertian Hakekat Masyarakat

Tuntutan pengembangan sumber daya manusia darri waktu kewaktu semakin meningkat.Oleh karena itu layanan pendidikan harus mampu mengikuti perkembangan tersebut. Selain kleuarga dan sekolah, masyarakat memiliki perran tersendiri terhadap pendidikan. Peran dominan orang tua pada saat anak-anak dalam masa pertumbuhan hingga menjadi orang tua. Dan pada masa tersebut orang tua harus mampu memenuhi kebutuhan pook seorang anak. Sedangkan peran pada pendewasaan dan pematangan individu merupakan peran dari kelompok masayarakat.
Masyarakat adalah kumpulan individu dan kelompok yang diikat dalam kesatuan negara, kebudayaan, dan agama yang memiliki cita-cita,peraturan-peraturann dan sistem kekuasaan tertentu. Sedangkan partisipasi masyarakat merupakan ikutsertaan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan hasil dan evaluasi program pembangunan.
Selama ini penyelennggaraan partisipasi masyarakat di Indonesia terbatas pada keikut sertaan Anggota masyarakat dalam implementasi atau penerapan program-program pembangunan. Hal ini dipahami sebagai upaya mobilisasi untuk kepentingan pemerintah dan negara. Dalam implementasi partisipasi masyarakat, seharusnya anggota masyarakat merasa bahwa tidak hanya menjadi objek dari kebijakan pemerintah namun harus dapat mewakili masyrakat itu sendiri dengan kepentingan mereka. Perwujudan partisipasi masyarakat dapat dilakukan secara individu atau kelompok, spontan atau terorganisir, secara berkelanjutan atau sesaat.

C.    Karakteristik Masyarakat Muslim
Karakteristik masyarakat muslim harus memiliki ciri-ciri atau sifat-sifat yang terdapat sebagai berikut:
·         Tidak menganggap remeh komunitas yang lain
·         Tidak memanggil seseorang  dengan gelar-gelar yang buruk
·         Tidak mencari kesalahan-kesalahan orang lain
·         Tidak menghibah
·         Tidak berprasangka buruk terhadap orang lain
Selanjutnya karakteristik masyarakat muslim yang sesunguhnya dapat dirujuk pada masa Rasulullah SAW. Beliau telah meletakkan  dasar-dasar kehidupan  bermasyarakat setelah  beliau hijrah ke Madina dan manusia telah berbondong-bondong masuk Islam. Mulai lah kemudia nabi membentuk satu masyarakat baru dengan ciri-ciri sebagai berikut:
·         Mendirikan mesjid
Rasul menjadikan mesjid sebagai pusat kegiatan dakwahya.di dalamnya beliau mendirikan shalat secara berjamaah bersama kaum muslimin dan juga sebagai sarana penting untuk mempersatukan kaum muslimin dan mempertalikan jiwa mereka.
·         Ukhuwah Islamiyyah
Nabi mempersaudarakan antara golongan Muhajirin dan Anshar, dengan demikian diharapkan  setiap muslim meresa terikat dalam suatu persaudaraan dan kekeluargaan.
·         Hubungan persahabatan dengan pihak-pihak  lain  yang tidak beragama Islam
Penduduk Madinah setelah peristiwa hijrah terdiri dari tiga golongan  yaitu kaum muslimin, Bangsa Yahudi dan orang-orang arab yang masih menganut agama nenek moyang mereka. Agar  stabilitas masyarakat dapat diwujudkan , Rasulullah melakukan akad perjanjian  yang mengikis habis setiap dendam yang pernah terjadi dimasa jahiliyah dan sentiment-sentimen kesukuan.
·         Melatakkan dasar-dasar politik, ekonomi dan sosial untuk masyarakat baru
Islam adalah agama dan Negara. Karena masyarakat islam telah  terwujud, maka menjadi sutu keharusan  untuk menentukan dasar-dasar yang kuat bagi masyarakat yang terwujud itu.
·         Aspek-aspek edukasi

D.    Hubungan Masyarakat Dalam Pendidikan
Masyarakat merupakan satu realitas dalam tata kehidupan manusia. Tiap-tiap pribadi hidup di dalam suatu system sosial, dengan segala kondisi dan konsekuensi-konsekuensinya. Seluruh proses kehidupan manusia berlangsung di dalam masyrakat, sebagian untuk masyarakat di samping sebagian untuk dirinya sendiri. Dan pada dasrnya semua proses dalam kehidupan manusia adalah pelaksanaan asas-asas kesadaran hak-hak asasi dan kewajiban-kewajiban asasi  manusia.
Untuk melaksanakan antar hubungan dan antar aksi di dalam masyarakat tiap individu memerlukan kesadaran-kesadaran nilai dan kecakapan-kecakapan tertentu. Untuk itu pasti diperlukan proses mengetahui, belajar, baik melalui pengalaman sehari-hari maupun melalui pendidikan formal. Dengan demikian tiap-tiap proses mekanisme di dalam masyarakat merupakan proses perkembangan pengaruh timbal balik yang di sebut edukatif effect. Membahas masalah-masalah masyarakat adalah meninjau manusia dalam kehidupan sosial. Dan oleh karena kehidupan itu sendiri pada dasarnya adalah perkembangan, maka bersamaan dengan perkembangan pribadi warga masyarakat itu , masyarakat pun sebagai totalitas mengalami pula proses perkembangan.
Sebagaimana kita ketahui, baik melalui ilmu jiwa maupun melalui ilmu pendidikan bahwa perkembangan kepribadian manusia ketingkat kematangan ditentukan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Maka sesungguhnya perkembangan masyarakat sebagi lembaga ditentukan pula oleh faktor-faktor tersebut. Artinya potensi-potensi masyarakat itu adalah sebagai faktor dalam dan kontak masyarakat itu dengan dunia luar dengan segala kebudayaannnya merupakan faktor luar, akan menentukan tingkat perkembangan suatu masyarakat. Sedemikian besar pengaruh masyarakat atau lingkungan keseluruhan terhadap perkembangan kepribadian diakui oleh teori konvergensi, bahkan  lebih-lebih oleh aliran empirisme dan pragmatisme.
Suatu kenyataan bagi setiap orang bahwa masyarakat yang baik, maju dan modern adalah masyarakat yang di dalamnya ditemuka suatu tingkat pendidikan yang baik, modern dan maju, baik dalam wujud lembaga-lembagnya maupun jumlah dan tingkat orang yang terdidik. Dengan kata lain suatu masyarakat yang maju karena adanya pendidikan yang maju (kualitatif dan kuantitatif). Dan pendidikan yang modern hanya akan di temukan di dalam masyarakat yang modern pula. Sebaliknya masyarakat yang kurang memperhatikan pembinaan pendidikan, akan terbelakang, tidak hanya dari segi intelektual, tapi juga dari segi sosial cultural. Begitu pula jika penyelenggaraan dan system pendidikan di dalam masyarakat bersifat pasif dan konservatif, maka masyarakat sebagai warga masyarakat, sebagai hasil pendidikan akan relative tidak produktif dan kreatif.
Dalam zaman modern sekarang tiap-tiap orang selalu menyadari peranan dan nilai pendidikan. Karena itu, setiap warga masyarakat bercita-cita dan aktif  berpartisipasi untuk membina pendidikan. Sebab pembinaan pendidikan yang ideal adalah pembinaan atas pribadi masyarakat yang ideal pula. Dan ini berarti pembinaan tat kehidupan sosial yang sejahtera lahir dan bathin. Aspek-aspek kebudayaan di dalam masyarakat seperti ilmu pengetahuan, hukum, nilai-nilai (demokrasi, moral, agama)dan sebagainya hanya mungkin dimengerti oleh warga masyarakat melalui pendidikan. bahkan ilmu-ilmu tersebut sebagai wujud, system yang berkembang hanya tumbuh melalui lembaga-lembaga pendidikan.
Dari uraian dia atas, nampaknya hubungan masyarakat dengan pendidikan sangat bersifat korelatif. Masyarakat maju karena pendidikan, dan pendidikan yang maju hanya akan di temukan dalam masyarakat yang maju pula. Tetapi bagaimanapun kita harus menyadari kedudukan masyarakat baik sebagai pribadi maupun sebagai masyarakat keseluruhan, adalah berfungsi sebagai subyek. Dari kesadaran subyekdengan segala potensi kondisi dan kepentingannya, manusia mengatur hidupnya dan menetapkan cita-citanya sendiri. Bagaimana kedudukan dan fungsi individu dengan segala aspek kepribadiannya di dalam masyarakat, di tentukan oleh pandangan filosofis. Oleh karena itu, latar belakang filosofis seseorang atas kedudukan individu amat besar peranannya. Pandangan filosofis teori itu sedemikian besar implikasinya dalam kehidupan manusia. Dari pandangan filosofis tentang masyarakat dan filosofis atas manusia yang merupakan titik tolak dalam seluruh persoalan kehidupan manusia. Dan apabila pandangan tersebut di analisa lebih mendalam, berarti titik tolak segala pandangan berawal dari subyek , yakni manusia sendiri sebagai pribadi atau sebagai masyarakat .
Dari beberapa dasar pertimbangan di atas, nyatalah masyarakat harus secara aktif menetapkan asas-asas pendidikan yang tersimpul di dalam filsafat pendidikan masyarakat. Untuk pedoman pelaksanaan pendidikan bangsa, maka pedoman pelaksanaan itu termaktub dalam UU Pendidikan.akan tetapi UU Pendidikan adalah pedoman operasional formal. Sedangkan filsafat pendidikan adalah pedoman filosofis ideal, asas-asas normatif yang fundamental yang bersifat tetap, sebagi sumber nilai dan sumber cita-cita.

E.     Kedudukan Masyarakat Dalam Pendidikan Islam
Dalam persfektif filsafat pendidikan Islam, proses saling belajar yang dapat berlaku di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat merupakan perjalanan kebudayaan manusia dalam mencerdaskan dirinya, meningkatkan kesadarannya sebagai makhluk yang berbudi luhur, makhluk yang belajar memahami keinginan manusia yang beragam.    
Masyarakat adalah cermin bagi kehidupan manusia, secara filosofis belajar yang paling sempurna adalah belajar dari kehidupan masyarakat, sebagaimana Rasullullah SAW. menyarankan untuk belajar dari kehidupan pasar karena di pasar ada kejujuran, kebohongan, kegembiraan, kepedihan, dsb. Belajarlah pada kejujuran karena dengan itu modal masuk surga.
Tujuan utama dalam pendidikan Islam, yang diperoleh anak didik di bangku sekolah adalah agar dapat dimanfaatkan untuk kehidupan masyarakat. Belajar ilmu pengetahuan bertujuan membentuk akhlak yang mulia sehingga dengan akhlak yang mulia akan terbangun masyarakat yang berakhlak mulia karena kemuliaaan masyarakat berawal dari kemuliaan akhlak individu yang membangunnya.
Hal tersebut menggambarkan bahwa konsep masyarakat dalam islam berawal dari 4 kondisi social yang menjadi faktor pendukungnya, yaitu:
ü  Adanya hukum asal bahwa manusia adalah umat yang  satu
ü  Telah terjadi perpecahan karena adanya perbedaan kepentingan individual dan kelempok
ü  Muncul tokoh manusia atau rosul yang membawa risalah dengan sumber ajaran yang berasal sesuatu yang diyakini (Tuhan) yang bermaksud mendamaikan manusia.
ü  Kunci dari perdamaian manusia adalah interaksi atau silaturrahim sebagai puncak keasatuan dalam keragaman, karena adanya keragaman maka kehidupan manusia menjadi fungsional.
Pola interaksi yang dibentuk secara institusional, pertama kali dipusatkan pada suatu bangunan yang menjadi tempat berkomunikasinya manusia muslim dengan Allah. Oleh karena itulah, Rasullullah SAW dalam perjuangan dakwahnya pertama-tama membengun mesjid, yakni mesjid nabawi. Mesjid adalah lembaga yang membangun interaksi timbale balik dengan kekuatan social dan kekuatan emisional keberagaman manusia.
Bentuk dan lingkungan sosial umat islam ditentukan oleh aktifitas keagamaannya sedangkan aktifitas tersebut bergantung pada dinamika masyarakat dalam memakmurkan mesjid sebagai pusat budaya muslim. Sejak Zaman nabi Muhammad SAW. sampai sekarang, mesjid adalah lembaga yang bukan hanya dijadikan tempat ritual, tetapi sebagai tempat bermusyawarah, menimba ilmu, menyamakan persepsi tentang kehidupan dunia dan akhirat, serta tempat yang sangat tepat untukpusat informasi dan komunikasi bermasyarakat.
Dengan pandangan diatas, kedudukan masyarakat dalam filsafat pendidikan Islam dapat disimpulkan sebagai berikut:
a.       Masyarakat adalah sebagai guru bagi semua manusia yang memiliki kemauan mengambil pelajaran dari setiap yang terjadi di dalamnya.
b.      Masyarakat adalah sebagai subjek yang menilai keberhasilan pendidikan.
c.        Masyarakat adalah tujuan bagi semua anak didik yang telah belajar di berbagai lingkungan.
d.      Masyarakat adalah ujian paling sulit bagi aplikasi hasil-hasil pendidikan.
e.       Masyarakat adalah cermin keberhasilan atau kegagalan dunia pendidikan.
f.       Masyarakat adalah etika dan estetika pendidikan karena norma-norma individu berproses menjadi norma sosialdan norma social yang disepakati dalam masyarakat merupakan puncak estetika kehidupan.Tanpa ada norma sosial yang disepakati, sesungguhnya kehidupan tidak indah

F.     Peran , Tugas dan Tanggung Jawab Masyarakat Terhadap Pendidikan Islam

Pemahaman konsep masyarakat ideal yang dicontohkan Rasulullah Saw. Sangat diperlukan  dalam rangka mewujudkan  konsep pendidikan  yang islami. Ada lima hal yang  menggambarkan  hubungan antara konsep masyarakat dengan pendidikan yaitu:
Pertama, bahwa gambaran masyarakat ideal harus dijadikan  salah satu pertimbangan dalam merancang visi, misi dan tujuan pendidikan. Dalam hubungan ini visi pendidikan  dapat dirumuskan  dengan menyatakan  bahwa pendidikan sebagai pusat keunggulan  bagi pembentukan  masyarakat yang beradab. Sedangkan misinya adalah membangun masa depan  bangsa yang lebih cerah.
Kedua, gambaran masyarakat ideal harus dijadikan landasan bagi pengembangan pendidikan yang berbasis masyarakat. Yaitu pendidikan yang melihat  masyarakat bukan hanya sabagai sasaran atau objek penyelenggaraan pendidikan, melainkan sebagai mitra dan sabjek penyelenggaraan pendidikan.
Ketiga,  perkembangan yang terjadi dimasyarakat harus dipertimbangankan  dalam merumuskan tujuan pendidikan. Pendidikan harus menghasilkan lulusan  yang dibutuhkan oleh masyarakat  atau lapangan kerja.
Keempat, perkembangan dan kemajuan  yang terjadi di masyarakat harus dijadikan landasan bagi perumusan  kurikulum.
Tugas-tugas edukasi yang harus dilaksanakan masyarakat anatara lain adalah:
1.      Mengarahkan diri dan semua anggota masyarakat untuk bertauhid dan tertaqwa kepada Allah SWT. Allah berfirman dalam QS. Al-qasas:52
$£Js9ur #uäu tbqãZÏB÷sßJø9$# z>#tômF{$# (#qä9$s% #x»yd $tB $tRytãur ª!$# ¼ã&è!qßuur s-y|¹ur ª!$# ¼ã&è!qßuur 4 $tBur öNèdyŠ#y HwÎ) $YZ»yJƒÎ) $VJŠÎ=ó¡n@ur ÇËËÈ  
“Dan  tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata : "Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya. kepada kita". dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan”.

2.      Masyarakat berkewajiban men-ta’lim, men-ta’dib dan men-tarbiyahkan syari’at Allah SWT.
3.      Masyarakat berkewajiban  saling menyeru ke jalan Allah SWT.
4.      Masyarakat harus mendidik sesamanya untuk  selalu berlomba-lomba dalam meletakkan kebajikan.
5.      Masyarakat berkewajiban  membagi rahmat Allah untuk sesamanya.
6.      Masyarakat harus menegakkan sikap adil agar mereka bias menjadi saksi terhadap perbuatan sesamanya.
7.      Masyarakat berkewajiban mendidikkan tanggung jawab pada setiap warganya, sebab mereka hanya hidup dalam suatu rentang waktu.

BAB III
PENUTUP
a.      Kesimpulan
1.      Masyarakat dapat didefenisikan  sabagai kumpulan individu atau kelompok yang diikat oleh kesatuan Negara, kebudayaan dan agama.
2.      Murthada Muthahhari berpendapat bahwa masyarakat adalah kumpulan dari manusia yang antara satu dan lainnya saling terkait oleh sistem nilai, adat istiadat ritus-ritus serta hokum-hukum terentu dan bersama-sama berada dalam suatu iklim dan bahan makanan yang sama.
3.      Masyarakat adalah cermin bagi kehidupan manusia, secara filosofis belajar yang paling sempurna adalah belajar dari kehidupan masyarakat, sebagaimana Rasullullah SAW. menyarankan untuk belajar dari kehidupan pasar karena di pasar ada kejujuran, kebohongan, kegembiraan, kepedihan, dsb. Belajarlah pada kejujuran karena dengan itu modal masuk surga.
4.      Tugas-tugas edukasi yang harus dilaksanakan masyarakat anatara lain adalah:
Mengarahkan diri dan semua anggota masyarakat untuk bertauhid dan tertaqwa kepada Allah SWT. Allah berfirman dalam QS. Al-qasas:52
$£Js9ur #uäu tbqãZÏB÷sßJø9$# z>#tômF{$# (#qä9$s% #x»yd $tB $tRytãur ª!$# ¼ã&è!qßuur s-y|¹ur ª!$# ¼ã&è!qßuur 4 $tBur öNèdyŠ#y HwÎ) $YZ»yJƒÎ) $VJŠÎ=ó¡n@ur ÇËËÈ  
“Dan  tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata : "Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya. kepada kita". dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan”.







b.     Daftar Pustaka
Ashraf,Ali.1996. Horison Baru Pendidikan Islam,alih bahasa Sori Siregar. Cet III;Jakarta:Pustaka Firdaus
Al-qur’an Alkarim
Rake,Sarasian. 2003. Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial : Teori Pendidikan Pelaku Sosial. Cet I:Yogyakarta.
Saleh,Sarbaini,2008. Pendidikan Kewarganegaraan(Mewujudkan masyarakat madani),Medan:Cipta pustaka.
Salminawati, 2011. Filsafat Pendidikan Islam, ,Medan:Cipta Pustaka.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar