BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Masyarakat merupakan kelompok sosial
terbesar dalam suatu negara. Selain di dalam lingkungan keluarga dan lingkungan
sekolah pendidikan juga dapat berlangsung didalam lingkungan masyarakat.
Pendidikan di dalam lingkungan masyarakat tentunya berbeda dengan pendidikan
yang terjadi pada lingkungan keluarga dan sekolah.
Masyarakat
sangat berperan penting dalam pengembangan pendidikan seorang anak. Oleh karena itu hendaknya
masyarakat ikut berpartisipasi dalam pendidikan anak baik secara langsung
maupun tidak langsung. Antara lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat
memiliki keterikatan yang sangat kuat. Karena masyarakat merupakan pembantu
pada proses pematanagn individu sebagai anggota kelompok dalam suatu
masyarakat.
Perilaku masyarakat yang seperti itu
nyatanya didorong karena beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut bisa datang
dari dalam diri masing-masing ataupun
pengaruh. Peran masyarakat dalam pendidikan yang besar menjadi sedikit
terbengkalai dan dikesampingkan.
Masyarakat memang tidak bisa
disalahkan sepenuhnya perihal sikap mereka yang apatis terhadap dunia
pendidikan. Karena sesungguhnya manusia diciptakan berbeda, lengkap dengan
segala kelebihan dan kekurangan, kemudahan serta kesulitan masing-masing.
Kecenderungan untuk
menyepelekan biasanya terjadi pada
masyarakat yang memang kurang mendapatkan yang layak. Mereka yang tidak
merasakan efek baik dari pendidikan bagi kehidupan cenderung untuk lebih
menganggap bahwa pendidikan tidak penting. Padahal tanpa mereka sadari, peran
masyarakat dalam pendidikan itu cukup besar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Konsep
Masyarakat Dalam Pendidikan Islam
Secara
umum masyarakat dapat didefenisikan
sebagai kumpulan individu atau kelompok yang diikat oleh kesatuan
Negara, kebudayaan dan agama. Di dalamnya termasuk intraksi
timbal balik yang di dasarkan atas kepentingan bersama, adat kebiasaan,
pola-pola, sistem hidup, , undang-undang dan segala jenis fenomena yang
dirangkum oleh masyarakat dalam pengertian luas dan baru.
Murthada
Muthahhari berpendapat bahwa masyarakat adalah kumpulan dari manusia yang
antara satu dan lainnya saling terkait oleh sistem nilai, adat istiadat
ritus-ritus serta hokum-hukum terentu dan bersama-sama berada dalam suatu iklim
dan bahan makanan yang sama.
Hal
ini sejalan dengan pendapat Ibnu Khaldun
yang mengatakan bahwa adanya masyarakat memiliki ciri-ciri yang demikian itu adalah merupakan suatu keharusan , karena
menurut wataknya manusia adalah makhluk
sosial. Secara individual manusia membutuhkan masyarakat.
Dalam
Al-qur’an ada beberapa istilah yang
digunakan dalam menjelaskan makna masyarakat, diantaranya adalah
B.
Pengertian Hakekat Masyarakat
Tuntutan pengembangan sumber daya
manusia darri waktu kewaktu semakin meningkat.Oleh karena itu layanan
pendidikan harus mampu mengikuti perkembangan tersebut. Selain kleuarga dan
sekolah, masyarakat memiliki perran tersendiri terhadap pendidikan. Peran
dominan orang tua pada saat anak-anak dalam masa pertumbuhan hingga menjadi
orang tua. Dan pada masa tersebut orang tua harus mampu memenuhi kebutuhan pook
seorang anak. Sedangkan peran pada pendewasaan dan pematangan individu
merupakan peran dari kelompok masayarakat.
Masyarakat adalah kumpulan individu
dan kelompok yang diikat dalam kesatuan negara, kebudayaan, dan agama yang
memiliki cita-cita,peraturan-peraturann dan sistem kekuasaan tertentu.
Sedangkan partisipasi masyarakat merupakan ikutsertaan masyarakat dalam
perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan hasil dan evaluasi program pembangunan.
Selama ini penyelennggaraan
partisipasi masyarakat di Indonesia terbatas pada keikut sertaan Anggota
masyarakat dalam implementasi atau penerapan program-program pembangunan. Hal
ini dipahami sebagai upaya mobilisasi untuk kepentingan pemerintah dan negara.
Dalam implementasi partisipasi masyarakat, seharusnya anggota masyarakat merasa
bahwa tidak hanya menjadi objek dari kebijakan pemerintah namun harus dapat
mewakili masyrakat itu sendiri dengan kepentingan mereka. Perwujudan
partisipasi masyarakat dapat dilakukan secara individu atau kelompok, spontan
atau terorganisir, secara berkelanjutan atau sesaat.
C. Karakteristik Masyarakat Muslim
Karakteristik masyarakat muslim
harus memiliki ciri-ciri atau sifat-sifat yang terdapat sebagai berikut:
·
Tidak
menganggap remeh komunitas yang lain
·
Tidak memanggil
seseorang dengan gelar-gelar yang buruk
·
Tidak mencari
kesalahan-kesalahan orang lain
·
Tidak menghibah
·
Tidak
berprasangka buruk terhadap orang lain
Selanjutnya karakteristik masyarakat muslim yang sesunguhnya dapat
dirujuk pada masa Rasulullah SAW. Beliau telah meletakkan dasar-dasar kehidupan bermasyarakat setelah beliau hijrah ke Madina dan manusia telah berbondong-bondong
masuk Islam. Mulai lah kemudia nabi membentuk satu masyarakat baru dengan
ciri-ciri sebagai berikut:
·
Mendirikan
mesjid
Rasul menjadikan mesjid sebagai pusat kegiatan dakwahya.di dalamnya
beliau mendirikan shalat secara berjamaah bersama kaum muslimin dan juga
sebagai sarana penting untuk mempersatukan kaum muslimin dan mempertalikan jiwa
mereka.
·
Ukhuwah
Islamiyyah
Nabi mempersaudarakan antara golongan Muhajirin dan Anshar, dengan
demikian diharapkan setiap muslim meresa
terikat dalam suatu persaudaraan dan kekeluargaan.
·
Hubungan
persahabatan dengan pihak-pihak
lain yang tidak beragama Islam
Penduduk Madinah setelah peristiwa hijrah terdiri dari tiga
golongan yaitu kaum muslimin, Bangsa
Yahudi dan orang-orang arab yang masih menganut agama nenek moyang mereka.
Agar stabilitas masyarakat dapat
diwujudkan , Rasulullah melakukan akad perjanjian yang mengikis habis setiap dendam yang pernah
terjadi dimasa jahiliyah dan sentiment-sentimen kesukuan.
·
Melatakkan
dasar-dasar politik, ekonomi dan sosial untuk masyarakat baru
Islam adalah agama dan Negara. Karena masyarakat islam telah terwujud, maka menjadi sutu keharusan untuk menentukan dasar-dasar yang kuat bagi
masyarakat yang terwujud itu.
·
Aspek-aspek
edukasi
D.
Hubungan Masyarakat Dalam Pendidikan
Masyarakat merupakan satu realitas
dalam tata kehidupan manusia. Tiap-tiap pribadi hidup di dalam suatu system
sosial, dengan segala kondisi dan konsekuensi-konsekuensinya. Seluruh proses
kehidupan manusia berlangsung di dalam masyrakat, sebagian untuk masyarakat di
samping sebagian untuk dirinya sendiri. Dan pada dasrnya semua proses dalam
kehidupan manusia adalah pelaksanaan asas-asas kesadaran hak-hak asasi dan
kewajiban-kewajiban asasi manusia.
Untuk melaksanakan antar hubungan
dan antar aksi di dalam masyarakat tiap individu memerlukan kesadaran-kesadaran
nilai dan kecakapan-kecakapan tertentu. Untuk itu pasti diperlukan proses
mengetahui, belajar, baik melalui pengalaman sehari-hari maupun melalui
pendidikan formal. Dengan demikian tiap-tiap proses mekanisme di dalam
masyarakat merupakan proses perkembangan pengaruh timbal balik yang di sebut edukatif
effect. Membahas masalah-masalah masyarakat adalah meninjau manusia dalam
kehidupan sosial. Dan oleh karena kehidupan itu sendiri pada dasarnya adalah
perkembangan, maka bersamaan dengan perkembangan pribadi warga masyarakat itu ,
masyarakat pun sebagai totalitas mengalami pula proses perkembangan.
Sebagaimana kita ketahui, baik
melalui ilmu jiwa maupun melalui ilmu pendidikan bahwa perkembangan kepribadian
manusia ketingkat kematangan ditentukan oleh faktor internal dan faktor
eksternal. Maka sesungguhnya perkembangan masyarakat sebagi lembaga ditentukan
pula oleh faktor-faktor tersebut. Artinya potensi-potensi masyarakat itu adalah
sebagai faktor dalam dan kontak masyarakat itu dengan dunia luar dengan segala
kebudayaannnya merupakan faktor luar, akan menentukan tingkat perkembangan
suatu masyarakat. Sedemikian besar pengaruh masyarakat atau lingkungan
keseluruhan terhadap perkembangan kepribadian diakui oleh teori konvergensi,
bahkan lebih-lebih oleh aliran empirisme
dan pragmatisme.
Suatu kenyataan bagi setiap orang
bahwa masyarakat yang baik, maju dan modern adalah masyarakat yang di dalamnya
ditemuka suatu tingkat pendidikan yang baik, modern dan maju, baik dalam wujud
lembaga-lembagnya maupun jumlah dan tingkat orang yang terdidik. Dengan kata lain
suatu masyarakat yang maju karena adanya pendidikan yang maju (kualitatif dan
kuantitatif). Dan pendidikan yang modern hanya akan di temukan di dalam
masyarakat yang modern pula. Sebaliknya masyarakat yang kurang memperhatikan
pembinaan pendidikan, akan terbelakang, tidak hanya dari segi intelektual, tapi
juga dari segi sosial cultural. Begitu pula jika penyelenggaraan dan system
pendidikan di dalam masyarakat bersifat pasif dan konservatif, maka masyarakat
sebagai warga masyarakat, sebagai hasil pendidikan akan relative tidak
produktif dan kreatif.
Dalam zaman modern sekarang
tiap-tiap orang selalu menyadari peranan dan nilai pendidikan. Karena itu,
setiap warga masyarakat bercita-cita dan aktif
berpartisipasi untuk membina pendidikan. Sebab pembinaan pendidikan yang
ideal adalah pembinaan atas pribadi masyarakat yang ideal pula. Dan ini berarti
pembinaan tat kehidupan sosial yang sejahtera lahir dan bathin. Aspek-aspek
kebudayaan di dalam masyarakat seperti ilmu pengetahuan, hukum, nilai-nilai
(demokrasi, moral, agama)dan sebagainya hanya mungkin dimengerti oleh warga
masyarakat melalui pendidikan. bahkan ilmu-ilmu tersebut sebagai wujud, system
yang berkembang hanya tumbuh melalui lembaga-lembaga pendidikan.
Dari uraian dia atas, nampaknya
hubungan masyarakat dengan pendidikan sangat bersifat korelatif. Masyarakat
maju karena pendidikan, dan pendidikan yang maju hanya akan di temukan dalam
masyarakat yang maju pula. Tetapi bagaimanapun kita harus menyadari kedudukan
masyarakat baik sebagai pribadi maupun sebagai masyarakat keseluruhan, adalah
berfungsi sebagai subyek. Dari kesadaran subyekdengan segala potensi kondisi
dan kepentingannya, manusia mengatur hidupnya dan menetapkan cita-citanya
sendiri. Bagaimana kedudukan dan fungsi individu dengan segala aspek
kepribadiannya di dalam masyarakat, di tentukan oleh pandangan filosofis. Oleh
karena itu, latar belakang filosofis seseorang atas kedudukan individu amat
besar peranannya. Pandangan filosofis teori itu sedemikian besar implikasinya
dalam kehidupan manusia. Dari pandangan filosofis tentang masyarakat dan
filosofis atas manusia yang merupakan titik tolak dalam seluruh persoalan
kehidupan manusia. Dan apabila pandangan tersebut di analisa lebih mendalam,
berarti titik tolak segala pandangan berawal dari subyek , yakni manusia
sendiri sebagai pribadi atau sebagai masyarakat .
Dari beberapa dasar pertimbangan di
atas, nyatalah masyarakat harus secara aktif menetapkan asas-asas pendidikan
yang tersimpul di dalam filsafat pendidikan masyarakat. Untuk pedoman pelaksanaan
pendidikan bangsa, maka pedoman pelaksanaan itu termaktub dalam UU
Pendidikan.akan tetapi UU Pendidikan adalah pedoman operasional formal.
Sedangkan filsafat pendidikan adalah pedoman filosofis ideal, asas-asas
normatif yang fundamental yang bersifat tetap, sebagi sumber nilai dan sumber
cita-cita.
E.
Kedudukan Masyarakat Dalam
Pendidikan Islam
Dalam persfektif filsafat pendidikan
Islam, proses saling belajar yang dapat berlaku di lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat merupakan perjalanan kebudayaan
manusia dalam mencerdaskan dirinya, meningkatkan kesadarannya sebagai makhluk
yang berbudi luhur, makhluk yang belajar memahami keinginan manusia yang
beragam.
Masyarakat adalah cermin bagi
kehidupan manusia, secara filosofis belajar yang paling sempurna adalah belajar
dari kehidupan masyarakat, sebagaimana Rasullullah SAW. menyarankan untuk
belajar dari kehidupan pasar karena di pasar ada kejujuran, kebohongan,
kegembiraan, kepedihan, dsb. Belajarlah pada kejujuran karena dengan itu modal
masuk surga.
Tujuan utama dalam pendidikan Islam,
yang diperoleh anak didik di bangku sekolah adalah agar dapat dimanfaatkan
untuk kehidupan masyarakat. Belajar ilmu pengetahuan bertujuan membentuk akhlak
yang mulia sehingga dengan akhlak yang mulia akan terbangun masyarakat yang
berakhlak mulia karena kemuliaaan masyarakat berawal dari kemuliaan akhlak
individu yang membangunnya.
Hal tersebut menggambarkan bahwa
konsep masyarakat dalam islam berawal dari 4 kondisi social yang menjadi faktor
pendukungnya, yaitu:
ü Adanya hukum asal bahwa manusia
adalah umat yang satu
ü Telah terjadi perpecahan karena
adanya perbedaan kepentingan individual dan kelempok
ü Muncul tokoh manusia atau rosul yang
membawa risalah dengan sumber ajaran yang berasal sesuatu yang diyakini (Tuhan)
yang bermaksud mendamaikan manusia.
ü Kunci dari perdamaian manusia adalah
interaksi atau silaturrahim sebagai puncak keasatuan dalam keragaman, karena
adanya keragaman maka kehidupan manusia menjadi fungsional.
Pola interaksi yang dibentuk secara
institusional, pertama kali dipusatkan pada suatu bangunan yang menjadi tempat
berkomunikasinya manusia muslim dengan Allah. Oleh karena itulah, Rasullullah
SAW dalam perjuangan dakwahnya pertama-tama membengun mesjid, yakni mesjid
nabawi. Mesjid adalah lembaga yang membangun interaksi timbale balik dengan
kekuatan social dan kekuatan emisional keberagaman manusia.
Bentuk dan lingkungan sosial umat
islam ditentukan oleh aktifitas keagamaannya sedangkan aktifitas tersebut
bergantung pada dinamika masyarakat dalam memakmurkan mesjid sebagai pusat
budaya muslim. Sejak Zaman nabi Muhammad SAW. sampai sekarang, mesjid adalah
lembaga yang bukan hanya dijadikan tempat ritual, tetapi sebagai tempat
bermusyawarah, menimba ilmu, menyamakan persepsi tentang kehidupan dunia dan
akhirat, serta tempat yang sangat tepat untukpusat informasi dan komunikasi
bermasyarakat.
Dengan pandangan diatas, kedudukan
masyarakat dalam filsafat pendidikan Islam dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Masyarakat adalah sebagai guru bagi
semua manusia yang memiliki kemauan mengambil pelajaran dari setiap yang
terjadi di dalamnya.
b. Masyarakat adalah sebagai subjek
yang menilai keberhasilan pendidikan.
c. Masyarakat adalah tujuan bagi semua anak didik yang telah
belajar di berbagai lingkungan.
d. Masyarakat adalah ujian paling sulit
bagi aplikasi hasil-hasil pendidikan.
e. Masyarakat adalah cermin
keberhasilan atau kegagalan dunia pendidikan.
f. Masyarakat adalah etika dan estetika
pendidikan karena norma-norma individu berproses menjadi norma sosialdan norma
social yang disepakati dalam masyarakat merupakan puncak estetika
kehidupan.Tanpa ada norma sosial yang disepakati, sesungguhnya kehidupan tidak
indah
F.
Peran , Tugas
dan Tanggung Jawab Masyarakat Terhadap Pendidikan Islam
Pemahaman
konsep masyarakat ideal yang dicontohkan Rasulullah Saw. Sangat diperlukan dalam rangka mewujudkan konsep pendidikan yang islami. Ada lima hal yang menggambarkan
hubungan antara konsep masyarakat dengan pendidikan yaitu:
Pertama,
bahwa gambaran masyarakat ideal harus dijadikan salah satu pertimbangan dalam merancang visi,
misi dan tujuan pendidikan. Dalam hubungan ini visi pendidikan dapat dirumuskan dengan menyatakan bahwa pendidikan sebagai pusat
keunggulan bagi pembentukan masyarakat yang beradab. Sedangkan misinya
adalah membangun masa depan bangsa yang
lebih cerah.
Kedua,
gambaran masyarakat ideal harus dijadikan landasan bagi
pengembangan pendidikan yang berbasis masyarakat. Yaitu pendidikan yang
melihat masyarakat bukan hanya sabagai
sasaran atau objek penyelenggaraan pendidikan, melainkan sebagai mitra dan
sabjek penyelenggaraan pendidikan.
Ketiga,
perkembangan yang terjadi
dimasyarakat harus dipertimbangankan
dalam merumuskan tujuan pendidikan. Pendidikan harus menghasilkan
lulusan yang dibutuhkan oleh masyarakat atau lapangan kerja.
Keempat,
perkembangan dan kemajuan
yang terjadi di masyarakat harus dijadikan landasan bagi perumusan kurikulum.
Tugas-tugas
edukasi yang harus dilaksanakan masyarakat anatara lain adalah:
1.
Mengarahkan
diri dan semua anggota masyarakat untuk bertauhid dan tertaqwa kepada Allah
SWT. Allah berfirman dalam QS. Al-qasas:52
$£Js9ur #uäu tbqãZÏB÷sßJø9$# z>#tômF{$# (#qä9$s% #x»yd $tB $tRytãur ª!$# ¼ã&è!qßuur s-y|¹ur ª!$# ¼ã&è!qßuur 4 $tBur öNèdy#y HwÎ) $YZ»yJÎ) $VJÎ=ó¡n@ur ÇËËÈ
“Dan tatkala orang-orang mukmin melihat
golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata : "Inilah yang dijanjikan
Allah dan Rasul-Nya. kepada kita". dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. dan
yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan”.
2.
Masyarakat
berkewajiban men-ta’lim, men-ta’dib dan men-tarbiyahkan syari’at Allah SWT.
3.
Masyarakat
berkewajiban saling menyeru ke jalan
Allah SWT.
4.
Masyarakat
harus mendidik sesamanya untuk selalu
berlomba-lomba dalam meletakkan kebajikan.
5.
Masyarakat
berkewajiban membagi rahmat Allah untuk
sesamanya.
6.
Masyarakat
harus menegakkan sikap adil agar mereka bias menjadi saksi terhadap perbuatan
sesamanya.
7.
Masyarakat
berkewajiban mendidikkan tanggung jawab pada setiap warganya, sebab mereka hanya
hidup dalam suatu rentang waktu.
BAB III
PENUTUP
a.
Kesimpulan
1.
Masyarakat
dapat didefenisikan sabagai kumpulan
individu atau kelompok yang diikat oleh kesatuan Negara, kebudayaan dan agama.
2.
Murthada
Muthahhari berpendapat bahwa masyarakat adalah kumpulan dari manusia yang
antara satu dan lainnya saling terkait oleh sistem nilai, adat istiadat
ritus-ritus serta hokum-hukum terentu dan bersama-sama berada dalam suatu iklim
dan bahan makanan yang sama.
3. Masyarakat adalah cermin bagi
kehidupan manusia, secara filosofis belajar yang paling sempurna adalah belajar
dari kehidupan masyarakat, sebagaimana Rasullullah SAW. menyarankan untuk
belajar dari kehidupan pasar karena di pasar ada kejujuran, kebohongan,
kegembiraan, kepedihan, dsb. Belajarlah pada kejujuran karena dengan itu modal
masuk surga.
4.
Tugas-tugas
edukasi yang harus dilaksanakan masyarakat anatara lain adalah:
Mengarahkan
diri dan semua anggota masyarakat untuk bertauhid dan tertaqwa kepada Allah
SWT. Allah berfirman dalam QS. Al-qasas:52
$£Js9ur #uäu tbqãZÏB÷sßJø9$# z>#tômF{$# (#qä9$s% #x»yd $tB $tRytãur ª!$# ¼ã&è!qßuur s-y|¹ur ª!$# ¼ã&è!qßuur 4 $tBur öNèdy#y HwÎ) $YZ»yJÎ) $VJÎ=ó¡n@ur ÇËËÈ
“Dan tatkala orang-orang mukmin melihat
golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata : "Inilah yang dijanjikan
Allah dan Rasul-Nya. kepada kita". dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. dan
yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan”.
b. Daftar
Pustaka
Ashraf,Ali.1996.
Horison Baru Pendidikan Islam,alih bahasa Sori Siregar. Cet
III;Jakarta:Pustaka Firdaus
Al-qur’an
Alkarim
Rake,Sarasian.
2003. Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial : Teori Pendidikan Pelaku Sosial.
Cet I:Yogyakarta.
Saleh,Sarbaini,2008.
Pendidikan Kewarganegaraan(Mewujudkan masyarakat madani),Medan:Cipta
pustaka.
Salminawati,
2011. Filsafat Pendidikan Islam, ,Medan:Cipta Pustaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar