Kamis, 27 September 2012

Makalah Periodesasi dan Perkembangan


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Periodesasi perkembangan adalah pembagian seluruh masa perkembangan seseorang ke dalam periode-periode tertentu, dengan hal itu maka kami ingin membahas dan ingin memaparkan tentang hal-hal yang terjadi dalam periodesasi pada perkemabangan baik secara Biologis, Didaktis, serta Psikologis. Yang mana hal itu masih belum di ketahui oleh banyak orang di karenakan kurangnya pengetahuan serta pemahaman mengenai hal tersebut. Diharapkan dengan disajikannya makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan terhadap periodesasi perkembangan.
B. Rumusan Masalah
            1. Periodesasi Biologis
2. Periodesasi Sosial
3. Periodesasi Psikologis
4. Periodesasi Didaktis / Peadagogis
5. Aspek-aspek perkembngan
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Periodesasi Biologis
2. Untuk mengetahui Periodesasi Sosial
3. Untuk mengetahui Periodesasi Psikologis
4. Untuk mengetahui  Periodesasi Didaktis / Peadegogis
5  Untuk mengetahui Aspek-aspek perkembngan




BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Periodesasi Pekembangan
Periodisasi berasal dari bahasa Indonesia yang artinya lingkaran waktu.(Kamus Umum Bahasa Indonesia:740). Yang di maksud dengan Periodesasi  yaitu pembagian seluruh masa perkembangan seseorang ke dalam periode-periode tertentu. Sedangkan peskembangan adalah menunjukan suatu proses tertentu, yaitu suatu proses yang menuju kedepan dan tidak di ulang kembali. Dalam perkembangan manusia terjadi peruban-perubahan yang sedikit banyak bersifat tetap dan tidak dapat diulangi. Jadi yang dimaksud periodisasi perkembangan adalah suatu tahapan perkembangan dari masa pranatal sampai masa dewasa akhir.
B. Periodesasi Biologis
Yang dimaksud periodesasi berdasarkan biologis adalah para ahli kejiwaan mendasarkan pembahasannya pada kondisi atau proses pertumbuhan biologis anak. Hal tersebut dapat dimaklumi karena pertumbuhan biologis ikut berpengaruh terhadap perkembangan kejiwaan seorang anak.
 Pembagian masa perkembangan menjadi periode-periode tertentu, berdasarkan gejala berubahnya struktur fisik seseorang. Dengan kalimat lain, periodesasi yang disusun berdasarkan proses biologis tertentu.
Berdasarkan surah Al-Mu’Minun ayat 12-14:
Artinya : “Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.” (Q.S. Al-Mu’Minun : 12-14)
Para ahli kejiwaan mendasarkan pembahasannya pada kondisi atau proses pertumbuhan biologis anak. Dalam hal ini ada beberapa ahli dengan masing-masing pendapat mereka sebagai berikut:
1. Menurut Aristoteles
la membagi masa perkembangan seseorang menjadi 3 periode, yakni sebagai berikut:
Ø  Umur 0 -7 tahun, disebut fase anak kecil atau masa bermain. Fase ini diakhiri dengan pergantian gigi.
Ø  Umur 7-14 tahun, disebut fase anak sekolah atau masa belajar yang dimulai dari tumbuhnya gigi. Periodesasi perkembangan baru dan diakhiri ketika kelenjar kelamin mulai berfungsi.
Ø  Umur 14 -21 tahun, disebut fase remaja atau masa pubertas, yakni masa peralihan antara kanak­kanak dan masa dewasa. Periode ini dimulai sejak berfungsinya kelenjar kelamin sampai seorang anak memasuki usia dewasa.
2. Menurut Maria Montessori
Dalam menentukan periodesasi perkembangan, Maria Montessori mendasarkan atas kebutuhan vital seseorang, yang menurutnya ditandai dengan usaha menyibukkan diri pada hal-hal tertentu. Menurut Motessori, perkembangan seseorang dapat dibagi menjadi:
Ø  Umur 0 -7 tahun, adalah periode penangkapan dan pengenalan dunia luar melalui alat panca indera.
Ø  Umur 7-12 tahun, adalah periode abstrak, di mana anak mulai mampu menilai perbuatan manusia atas dasar konsepsi baik dan buruk, atau dengan kata lain ia telah mampu mengabstraksikan nilai­nilai kehidupan.
Ø  Umur 12 -18 tahun, adalah periode penemuan diri dan kepekaan mass social, saat seorang anak telah menyadari keberadaannya di tengah masyarakat.
Ø  Umur 18 tahun ke atas, adalah periode pendidikan tinggi, saat seseorang telah matang memasuki alam kehidupan sebagai orang dewasa.
3. Menurut Charlotte Buhler
Dalam hal periodesasi perkembangan, Buhler mendasarkannya pada kecenderungan seseorang untuk mengenal dan menonjolkan diri dalam hubungan dengan dunia luar. Selengkapnya, Buhler membagi periode perkembangan sebagai berikut:
Ø  Umur 0 -1 tahun, saat seorang anak mulai menampakkan dirinya untuk diakui oleh dunia luar. Fase ini antara lain ditandai:
·           Anak bersikap reseptif; artinya bersedia menerima perangsang dari dunia luar.
·           Tetapi pada saat yang lain ia merasa asing dari dunia luar.
Ø  Umur 1- 4 tahun, saat seorang anak mulai memperluas hubungannya dengan dunia. luar. Fase ini ditandai oleh:
·           Adanya semangat bermain pada anak-anak.
·           Terjadinya pertumbuhan badan lebih lanjut.
·           Terjadinya perkembangan kemauan yang semakin jelas.
·           Terjadinya krisis pertama, mass degil, mass menentang.
Ø  Umur 4 - 8 tahun, saat seorang anak secara intensif mulai menjalin hubungan pribadi dengan lingkungan social. Antara lain, fase ini ditandai dengan:
·           Peralihan dari semangat bermain ke semangat bekerja.
·           Seorang anak telah dapat bersikap obyektiE
·           Pada diri anak mulai tumbuh rasa tanggung jawab.
Ø  Umur 8 - 13 tahun, saat seorang anak tengah memuncak minatnya untuk mengenal dunia obyektif dan kesadaran mengenal "aku" nya. Ciri­ciri mass ini, antara lain ialah:
·         Terjadinya pertumbuhan badan yang subur.
·         Krisis terhadap diri sendiri, seperti kacau perasaannya.
·         Terjadinya krisis kedua, yang sering disebut mass pancaroba, mass strum and drunk
Ø  Umur 13 -19 tahun, saat seorang anak mencapai kematangan dan kesadaran penuh akan keberadaan dirinya di tengah masyarakat. Fase ini, antara lain ditandai oleh:
·           Kesadaran diri anak semakin kokoh.
·           Saat terbentuknya pandangan dan tujuan hidup seseorang.
C. Periodesasi sosial
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial atau proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi. Meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja sama. Aspek ini meliputi kepercayaan akan diri sendiri, berpandangan objektif, keberanian menghadapi orang lain, dan lain-lain.
Perkembangan sosial pada masa remaja berkembang kemampuan untuk memahami orang lain sebagai individu yang unik. Baik menyangkut sifat-sifat pribadi, minat, nilai-nilai atau perasaan sehingga mendorong remaja untuk bersosialisasi lebih akrab dengan lingkungan sebaya atau lingkungan masyarakat baik melalui persahabatan atau percintaan. Pada masa ini berkembangan sikap cenderung menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran, keinginan orang lain. Ada lingkungan sosial remaja (teman sebaya) yang menampilkan sikap dan perilaku yang dapat dipertanggung jawabkan misalnya: taat beribadah, berbudi pekerti luhur, dan lain-lain.



D. Periodesasi Didaktis / peadegogis
Maksudnya adalah pembagian periode perkembangan atas dasar klasifikasi waktu, materi, dan cara pendidikan untuk anak-anak pada masa tertentu.Yang dimaksud tinjauan  ini adalah dari segi keperluan/materi apa kiranya yang tepat diberikan anak didik pada masa-masa tertentu, serta memikirkan tentang kemungkinan metode yang paling efektif untuk diterapkan di dalam mengajar atau mendidik anak pada masa tersebut. Adapun hadist yang menyetakan tentang didaktis adalah:

“Didiklah anakmu. Sebab engkau bertanggung jawab atasnya: apa yang  telah engkau didikkan kepadanya? Apa yang telah engkau ajarkan kepadanya? Ia akan bertanggung jawab untuk berbakti dan taat kepadamu.” (Hadist Riwayat Ibnu Umar r.a)

Jelasnya periodesasi didaktis disusun dalam kaftan dengan usaha pendidikan. Dalam hal ini dapat dikemukakan rumusan sebagai berikut:
Ø  Menurut Johann Amos Comenius
Berdasarkan tingkat sekolah yang dimasuki kanak-kanak, bagi Comenius, periodesasi perkembangan dapat dirumuskan sebagai berikut:
Periodesasi Perk: .hangar,
·         Urnur 0-6 tahun, masa scola maternal, sekolah ibu.
·         Umur 6-12 tahun, masa scola vermacula, sekolah yang memakai pengantar bahasa ibu.
·         Umur 12-18 tahun, masa scola Latina, sekolah yang memakai pengantar bahasa Latin.
·         Umur 18-24 tahun, masa academia, saat seseorang memasuki perguruan tinggi
Ø  Menurut Jean Jacques Rousseau
Dengan berpangkal pada tiga prinsip: perkembangan, aktifitas murid, dan individualisasi, dalam konsep pendidikannya, Rousseau membagi masa perkembangan sebagai beriut:
·         Umur 0-2 tahun, disebut masa asuhan.
·         Umur 2-12 tahun, masa pendidikan jasmani dan latihan panca indera.
·         Umur 12-20 tahun, masa pembentukan watak dan pendidikan agama.



Ø  Menurut Undang-undang pokok pendidikan
Jenjang pendidikan di Indonesia menurut Undang­Undang Pokok Perididikan No. 4 tahun 1950 pasal 6, adalah sebagai berikut:
·         Pendidikan tingkat taman kanak-kanak
·         Pendidikan tingkat sekolah dasar.
·         Pendidikan tingkat sekolah menengah
·         Pendidikan tingkat perguruan tinggi.
Dilihat dari usia seseorang, maka pembagian tersebut menimbulkan rumusan periodesasi perkembangan sebagai berikut:
·         Umur 0 - 6 tahun, masa taman kanak-kanak
·         Umur 6 - 12 tahun, masa sekolah dasar.
·         Umur 12 - 18 tahun, masa sekolah menengah.
·         Umur 18 - 24 tahun, masa perguruan tinggi.
Agaknya, untuk kalangan Indonesia, walaupun periodesasi semacam ini berorientasi kepada kepentingan didaktif atau pendidikan pada umumnya, tetapi bisa dipergunakan dalam studi ilmu jiwa perkembangan. Oleh karena, tidak ada kepentingan lain yang lebih utama, dari pada pemanfaatan ilmu jiwa perkembangan bagi keberhasilan usaha pendidikan. Di samping, pembagian semacam ini mudah ditangkap dan dipahami oleh masyarakat lugs, mengingat pangkal tolaknya cukup dimaklumi dalam kehidupan sehari-hari.
E. Periodesasi Psikologis
Periodesasi psikologis, maksudnya adalah pembagian masa perkembangan atas dasar keadaan dan ciri-ciri khas kejiwaan anak pada periode tertentu. Para ahli membahas gejala perkembangan jiwa anak, berorientasi dari sudut pandang  psikologis, mereka tidak lagi mendasarkan pada sudut biologis atau didaktis lagi. Sehingga mengembalikan permasalahan kejiwaan dalam kedudukannya yang murni. Pembagian semacam ini, antara lain ialah:
1. Menurut Oswald Kroh
Dengan menitikberatkan terjadinya kegoncangan psikis pada diri seseorang. Kroh menyusun periodesasi perkembangan sebagai berikut:
·         Umur 0 - 3 tahun, disebut masa trots (kegoncangan) pertama, atau masa kanak-kanak awal.
·         Umur 3 - 13 tahun, disebut masa trots kedua, yaitu masa keserasian anak untuk memasuki sekolah.
·         Umur 13 - akhir remaja, disebut masa trots ketiga, atau masa kematangan seseorang.
2. Menurut J. Havighurst
Berpangkal dari analisis perubahan psikis seseorang, menurut Havighurst, periodesasi perkembangan dapat disusun sebagai berikut:
·         Umur 0 - 6 tahun, adalah masa infancy and early childhood, masa bayi dan masa anak kecil.
·         Umur 6 - 12 tahun, adalah masa middle childhood, masa kanak-kanak, atau masa sekolah.
·         Umur 12 - 18 tahun, adalah masa adolescence, atau masa remaja.
·         Umur 18 - 30 tahun, adalah masa early adulthood, yaitu masa dewasa awal.
·         Umur 30 - 50 tahun, adalah masa middle age, atau masa setengah baya, masa dewasa lanjut.
·         Umur 50 tahun kekerasan atas, adalah masa old age, yaitu masa lanjut usia, atau masa tua.
3. Menurut Kohnstamm
Dengan menitikberatkan terjadinya perubahan psikis pada seseorang, Khonstamm menyusun periodesasi perkembangan sebagai berikut:
ü  Umur 0 - 1 tahun, periode vital atau masa menyusu.
ü  Umr 1- 6 tahun, periode estetis atau masa mencoba dan masa bermain.
ü  Umur 6 - 12 tahun, periode intelektual atau masa sekolah.
ü  Umur 12 - 21 tahun, periode social atau masa pemuda dan masa adolescence.
ü  Umur 21 tahun kekerasan atas, periode dewasa atau masa kematangan fisik dan psikis seseorang.
Dengan memperhatikan periodesasi yang dikemukakan oleh para ahli di atas baik yang ditinjau dari segi biologis, sosial didaktis / peadegogis, dan  psikologis, maka dalam makalah ini dibuat urut-urutan periode tersebut, sebagai berikut :
Ø Masa Intra Uterin (masa dalam. kandungan)
Ø  Masa Bayi
Ø  Masa Anak Kecil
Ø  Masa Anak Sekolah
Ø  Masa Remaja


F. Aspek-aspek perkembangan
1. Aspek Fisik
Fisik manusia adalah sistem organ yang kompels dan sangat mengagumkan.Semua organ ini terbentuk dimulai dari periode pranatal.Proses perkembangan fisik ditandai dengan perubahan ukuran organ fisik eksternal (tangan,kaki,badan) yang makin membesar,memanjang,melebar,atau makin tinggi.Selain itu perubahan internal ditandai dengan makin matangnya sistem syaraf dan jaringan sel-sel yang makin kompels,sehingga mampu meningkatkan kapasitas hormon,kelenjar maupun keterampilan motoriknya.

            Dalam pembahasan perkembangan fisik ini,Kuhlen dan Thompson (Hurlock,1956) mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi empat aspek,yaitu:
a. Sistem syaraf,yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi.
b. Otot-otot,yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik.
c. Kelenjar endokrin,yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru,seperti pada usia remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan,yang sebagaian anggotanya terdiri atas lawan jenis.
d. Struktur fisik tinggi,berat,dan fisik/tubuh,yang meliputi tinggi,berat,dan proporsi.
Otak adalah salah satu aspek fisiologis yang sangat penting bagi kehidupan manusia,karena itu otak sangat menentukan bagi perkembangan individu lainnya,baik itu keterampilan motorik,intelektual,emosional,sosial,moral maupun kepribadian.Pertumbuhan otak yang normal (sehat) berpengaruh positif bagi perkembangan aspek-aspek lainnya.Sedangkan apabila pertumbuhannya tidak normal (karena pengaruh penyakit atau kurang gizi) cenderung sakan menghambat perkembangan aspek-aspek tersebut.
            2. Aspek Kognitif
Optimalisasi perkembangan kognitif dipengaruhi oleh kematangan fisiologis,terutama pada bayi maupun anak-anak.Seorang anak akan dapat melakukan koordinasi gerakan tangan,kaki maupun kepala secara sadar,berkembang secara memadai.Artinya kemampuan kognitif harus diiringi dengan kematangan fisiologis,sehingga perkembangan kognitif makin baik dan koordinatif.

3. Perkembangan Emosi
Perkembangan emosi adalah warna afektif yang menyertai setiap keadaan atau prilaku individu.Yang dimaksud warna afektif disini adalah perasaan-perasaan tertentu yang dialami pada saat mengalami suatu situasi tertentu.
Ciri-ciri emosi adalah:
 1) Lebih bersifat subjektif daripada peristiwa psikologis lainnya,seperti pengamatan dan berfikir.
2) Bersifat fluktuatif (tidak tetap)
3) Banyak bersangkut paut dengan peristiwa pengenalan panca indra.
Pengeleompokan emosi dikelompokan kedalam dua bagian:
a) Emosi sensoris yaitu emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan dari luar terhadap tubuh,seperti rasa dingin,manis,sakit,lelah,kenyang dan lapar.
b) Emosi psikis yaitu emosi yang mempunyai alasan-alasan kejiwaan. Yang termasuk emosi ini adalah:PerasanIntelektual,perasaan,sosial,perasaan,susila,perasaan,keindahan, perasaan ketuhanan.
4. Perkembangan Bahasa
Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain.Bahasa yaitu faktor hakiki yang membedakan manusia dan hewan.Bahasa sangat erat kaitannya dengan perkembangan berfikir individu,perkembangan individu terlihat dari perkembangan bahasanya yaitu kemampuan membentuk pengertian,menyusun pendapat,dan menarik kesimpulan.Perkembangan pikiran dimulai pada usia 1,6-2,0 tahun.Yaitu pada saat anak dapat menyusun kalimat dua atau tiga kata.Laju perkembangan itu sebagai berikut:
            1) Usia 1,6 tahun,anak dapat menyusun pendapat positif,seperrti: “bapak makan”.
            2) Usia 2,6 tahun,anak dapat menyusun pendapat negatif (menyangkal) seperti: “bapak tidak makan”.
3) Pada usia selanjutnya anak dapat menyusun pendapat seperti: kritikan,keragu-raguan,dan menarik kesimpulan analog seperti (anak melihat ayahnya tidur karena sakit,pada waktu yang lain anak melihat ibunya tidur,dia akan mengatakan bahwa ibu tidur karena sakit).

5. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial adalah pencapaian kematangan dalam hubungan sosial.Dapat dikatakan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok,moral,dan tradisi.Anak dilahirkan belum bersifat sosial,dia belum memiliki kemampuan untuk bergaul dengan orang lain.Untuk mencapai kematanagn sosial,anak harus belajar tentang cara-cara menyesuaikan diri dengan orang lain.Kesempatan ini diperoleh dari berbagai kesempatan bergaul dengan orang dilingkungannya,baik orngtua,saudara,teman sebaya atau orang dewasa lainnya
            Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan atau bimbingan orangtua terhadap anak dalam mengenalkan berbagai aspek kehidupan sosial atau norma-norma sosial.Proses bimbingan orangtua ini lazim disebut sosialisasi.
Sosialisasi dari orangtua ini sangatlah penting bagi anak,karena dia masih terlalu muda dan belum memiliki pengalamanuntuk membimbing perkembangannya sendiri ke arah kematangan. J.Clausen (Ambron, 1981:221)
            6. Perkembangan Moral dan Keagamaan
            Istilah moral berasal dari kata lain “mos” (Moris),yang berarti adat istiadat,kebiasaan,peraturan/nilai-nilai atau tatacara kehidupan.Sedangkan moralitas adalah kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan,nilai-nilai atau prinsif moral.Seseorang dapat dikatakan bermoral apabila tingkah laku orang tersebut sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh kelompok sosialnya.Perkembangan moral seseorang banyak dipengaruhi oleh lingkungannya.
Anak memperoleh nilai-nilai moral dari lingkungannya,terutama dari orangtuanya.Dalam mengembangkan moral anak,peranan orangtua sangatlah penting,terutama pada waktu anak masih kecil.
Perkembanagn moral anak dapat berlangsung melalui beberapa cara,sebagai berikut:
            a. Pendidikan langsung: penanaman tentang tingkah laku yang benar dan salah,atau baik dan buruk oleh orangtua,guru atau orang dewasa lainnya.
b. Identifikasi: meniru penampilan atau meniru penampilan atau tingkah laku moral seseorang yang menjadi idolanya (seperti orangtua,guru,kiai,artis,atau orang dewasa lainnya)
            c. Proses coba-coba: dengan cara mengembangkan tingkah laku moral secara coba-coba.Tingkah laku yang mendatangkan pujian akan terus dikembangkan.Sementara tingkahlaku yang mendatangkan hukuman akan dihentikan.
c. Perkembangan Kesadaran Beragama
Manusian dainugrahi fitrah untuk mengenal Alloh dan melakukan ajaran-Nya.Karena memiliki fitrah in manusia dijuluki sebagai ‘Homo Devinans”,dan “Homo Religious”,yaitu makhluk yang bertuhan atau beragama.Proses perkembangan anak beragama sangat bergantung kepada proses pendidikan yang diterimanya.Hal ini sebagaimana yang telah dinyatakan oelh Nabi Muhamad SAW: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah,hanya karena orangtuanyalah,anak itu menjadi yahudi,nasrani,atau majusi”.Hadis ini mengisyaratkan bahwa faktor lingkungan (terutama orangtua) sangat berperan dalam mempengaruhi perkembangan fitrah keberagamaan anak.Perkembangan beragama seseorang dipengaruhi oleh faktor pembawaan dan lingkungan.














BAB III
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Abu dan Munawar Sholeh, Psikologi Perkembengan, Jakarta: PT. RINEKA CIPTA, 2009
Al-Jaraibah, Laila Binti Abdurrahman, Dunia Dan Akherat, Surakarta: Dan An-Naba, 2004
Dariyo, Agoes. 2007. Psikologi Perkembangan Anak Tiga tahun pertama (Psikologi Atitama). Bandung
Hamdanah,Psikologi Perkembangan,2009, Malang : SETARA Press
Poedarminta. 1976. Kamus Umum Bahasa indonesia.Jakarta: PN Balai Pustaka
Qur’an dan Terjemahan, Bandung:  Dipenegoro, 2004
Yusuf, Syamsu. 2008. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: