BAB
I
ADMINISTRASI
PENDIDIKAN SEBAGAI SUATU DISIPLIN ILMU
A.
Pengertian
administrasi pendidikan
Administrasi menurut asal katanya dari bahasa latin, “ad” dan
“ministrare”. Ad artinya yang sama
dengan kata “to”dalam bahasa inggris yang berati”ke” atau “kepada” sedangkan
“ministrare” sama artinya dengan “to serve” atau” to conduct” berarti melayani,
membantu atau mengarahkan. Jadi tugas utama seorang administrator adalah
memberikan layanan prima. Dalam kegiatan sehari-hari untuk istilah administrasi
dibagi menjadi dua pengertian yaitu:
1
Administrasi
dalam pengertian yang sempit adalah suatu pekerjaan tata usaha dalam kantor
2
Administrasi
dalam pengertian luas adalah seluruh proses kerja sama orang atau lebih dalam
mencapai tujuan bersama.
B.
Tujuan
administrasi pendidikan
Tujan administrasi pendidikan pada umumnya adalah agar semua kegiatan mendukung tercapainya
tujuan pendidikan atau dengan lain administrasi yang digunakan dalam dunia
pendidikan diusahakan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Sergiovanni dan Carver menyebutkan 4 tujuan administrasi yaitu:
1
Efektivitas
produksi
2
Efesiensi
3
Kemampuan
manyesuaikan diri
4
Kepuasan
kerja
C.
Fungsi
administrasi pendidikan
Administrasi pendidikan merupakan tindakan mengoordinasikan
perilaku manusia dalam pendidikan untuk menata sumber daya yang ada denagn
sebaik-baiknya sehingga tujuan pendidikan
dapat tercapai secara produktif. Penjabaran istilah produktifnya
biasanya bergantung kepada siapa yang meninjaunya. Ada tiga pola pandangan
tentang sekolah yang produktif, yakni :
1
Pandangan
administrator, bertanggung jawab untuk mengelola sistem pendidikan.
2
Pandangan
psikologi, mengaitkan ukuran sekolah yang produktif dengan perubahan dan
prilaku peserta didik, yang mencakup pertambahan pengetahuan, nilai, dan
peningkatan kemampuan lainya dan mengaitkan pula dengan input yang tersedia.
3
Pandangan
ekonomi, pendidikan memberikan kontribusi pada peserta didik untuk berperan
dalam sistem ekonomi.
D.
Administrasi
pendidikan, administrasi sekolah dan supervisi pendidikan
Istilah lain yang sering dikaitkan dengan administrasi pendidikan
adalah administrasi sekolah. Administrasi sekolah didefenisikan sebagai seni
dan ilmu pengintegrasian secara kreatif ide-ide, material dan orang dalam satu
kesatuan organik atau unit yang bekerja secara harmonis untuk mencapai tujuan
yang diharapkan. Kegiatan yang dapat dilakuka n dalam supervisi pendidikan
adalah:
1
Membangkitkan
dan mendorong semangat guru dan pegawai sekolah lainnya untuk menjalankan
tugasnya dengan sebaik-baiknya.
2
Berusaha
mengadakan dan melengkapi perlengkapan.
3
Bersama
guru mengembangkan, mencari dan menggunakan metode-metode baru dalam proses
belajar mengajar yang baik.
4
Menbina
kerjasama yang harmonis antara guru,
murid dan pegawai sekolah.
5
Menata
lawan melakukan
6
Kekuasaan
lawan pelayanan
7
Keseluruhan
lawan bagian.
E.
Kedudukan administrasi
Kedudukan
administrasi penting dalam suatu negara yang telah maju apalagi bagi negara
yang sedang berkembang. Yang mana administrasi akan memberi sumbangang
pengalaman dibidang apaun telah mengajarkan kepada negara-negara itu bahwa
masalah kemajuan negara bukanlah titik beratkan hanya pada modal yang cukup
sumber-sumber alam dan kekayaan bumi yang berlimpa-limpah, tenaga kerja manusia
yang berlebih-lebihan tetapi sangat
dibutuhkan peran/ kedudukan administrasi.
F.
Perkembangan
administrasi dan menajemen sebagai seni
Perkembangan
administrasi dan manajemen sebagai seni
menurut Siagan dapat terbagi menjadi 3 fase utama yaitu:
1
Fase pra sejarah
Perkembangan
administrasi dan manajemen dalam kurung waktu fase sejarah adalah sebagai
berikut:
a. Peradaban
Mesopotamia
b. Peradaban
Babilonia
c. Mesir
kono
d. Tiongkok
kono
e. Romawi
Kuno
f. Yunani
kono
2
Fase sejarah(tahun 1 M
-1886)
Dalam fase ini
timbul di daerah Eropa 3 kelompok sarjana yang terdaapat pada 3 negara yang
berbeda-beda dan mempunyai pandangan yang garis besarnya sama yaitu:
Kaum kameralisten yang terdapat di Jerman dan Australia
Kaum Merkantilizan di
Inggris
Kaum Fisiokraten di
Prancis
Mereka
ini sebenarnya ialah pelopor-pelopor administrasi ilmiah, karena inti dari
teori-teori mereka ialah bahwa
perekomonian dari pada suatu negara hanya bisa akan kuat apabila
kegiatan-kegiatan administrasi dan
manajemen dilaksanakan sebaik-baiknya, akan tetpai administrasi dan
manajeman belum diketemukan paad waktu itu, maka mereka digolongkan sebagai
ahli ekonomi.
3
Fase modern
Fase
ini ditandai dengan lahirnya gerakan Manajemen Ilmiah yang dipelopori F. W. Taylor sebagai seorang sarjana
pertambangan. Taylor memperhatikan bahwa efesiensi dan produktiftas buruh tidak
terlalu tinggi disebabkan terlalu bnyaknya waktu dan gerak-gerik kaum buruh
yang tidak produktif.
G. Administrasi Pendidikan
Administrasi pendidikan merupakan suatu proses kegiatan bersama
yang harus dilakukan semua pihak yang terkait dengan kegiatan pendidikan
formal.
Adapun ruang
lingkup administrasi pendidikan meliputi:
·
Administrasi personal yang mencakup administrasi guru,
administrasi siswa dan administrasi pegawai tata usaha sekolah.
·
Administrasi
kurikilum yang mencakup; penyusunan kurikilum, pelaksanaan kurikulum dan
evaluasi terhadap kurikulum.
·
Administrasi
material yang mnecakup; sarana dan prasarana sekolah seperti ruang belajar,
ruang tata usaha, ruang kepala sekolah, ruang guru, laboratotium, perpustakaan
sekolah, aula sekolah dan sebagainya.
·
Administrasi keuangan yang mencakup; rencana
anggaran, pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS), pembukuan kas sekolah dan
sebagainya.(Depag RI 2000).
H. Administrasi Pengajaran
Tugas pokok sekolah adalah melaksanakan proses belajar mengajar
sesuai kurikilum yang berlaku
Ruang lingkup administrasi pendidikan bidang pelaksanaan dan
pembinaan kurikulum, yamg mencakup:
·
Mempedomani
dan menjanarkan apa yang tercantum pada kurikulum dalam proses belajar mengajar
dalam upaya mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran.
·
Melaksanakan
organisasi kurikulum beserta materi-materi sumber-sumber dan metode-metode
disesuaikan dengan perubahan dan perubahan kurikulum.
·
Kurikulum
bukanlah suatu yang harus diikuti dan dijiblak seja secara mutlak akan tetapi
merupakan pedoman umum bagi guru untuk melaksanakan program-program pengajaran.
Administarasi kurikulum adalah suatu proses pengarahan agar proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik sebagai tolak ukur pencapaian tujuan
pengajaran oleh pelajar.
I.
Administrasi
Ketenagaan
Peran pelaksanaan pendidikan
khususnya guru tidak boleh
dipandang sebelah mata. Sejak dari mempersiapkan calon guru melalui proses
pendidikan guru, proses seleksi, penempatan, pembinaan dan mengembangan guru
harus terus dipantau dalam perkembangan masyarakat yang sangat cepat.
Keberadaan guru atau tenaga pendidik adalah sebagai ujung tombak dalam
menjalankan fungsi pendidikan dari sistem pendidikan nasional.
J.
Administrasi
Kesiswaan
Adalah suatu penataan atau pengaturan segala aktivitas yang
berkaitan dengan siswa yaitu mulai dari masuknya siswa sampai dengan keluarnya
siswa dari suatu sekolah.
Kepala sekolah memegang peran sangat penting, karena keputusan
akhir dari setiap kegiatan sekolah ada pada kewanangan kepala sekolah. Tugas
kepala sekolah dengan dibantu oleh wakil kepala sekolah atau madrasah bidang
kesiswaan dalam hal; penerimaan siswa baru, pembinaan siswa disekolah dan
pemantapan program kesiswaan akan menentukan kelancaran semua pelaksanaan
program yang dirancang sebelumnya.
K.
Administrasi
Keuangan dan Material
Mencakup dua pokok yaitu:
1)sub bidang keuangan/pembiayaan dan 2) sub bidang material(sarana dan
prasarana). Kegiatan keuangan sekolah mnecakup: kegiatan pembuatan anggaran
belanja, pembukuan keuangan, pengelolaan keuangan ekstra kurikuler, pengelolaan
perlengkapan dan perbekalan dan pemeliharaan perpustakaan.
.
L.
Administrasi
Hubungan Dengan Masyarakat
Jadi ada beberapa tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat, yang
menurut Soetopo(1982) yaitu:
1.
Untuk
meningkatkan kualitas belajardan pertumbuhan anak,
2.
Untuk
meningkatkan tujuan masyarakat dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat,
3.
Untuk
mengembangkan antusiasme atau semangat dalam membantu kegiatan hubungan sekolah
dengan masyarakat disekolah.
Sutisna(1985)
mengajukan beberapa format program penegembangan hubungan lembaga pendidikan
dengan masyarakat, yaitu:
1.
Untuk
mengembangkan pemahaman tentang maksud-maksud dan sarana-sarana dari sekolah,
2.
Untuk
menilai program sekolah dalam kata-kata
kebutuhan yang terpenuhi,
3.
Untuk
mempersatukan orang tua murid dan guru-guru dalam memenuhi kebutuhan –kebutuhan
anak didik,
4.
Untuk
mengembangkan kesadaran tentang pentingnya pendidikan sekolah dalam era
pembangunan,
5.
Untuk
membangun dan memelihara kepercayaan terhadap sekolah,
6.
Untuk
memberitahu kepada masyarakat tentang pekerjaan sekolah, dan
7.
Untuk
mengarahkan bantuan dan dukungan bagi pemeliharaan dan peningkatan program
sekolah.
BAB II
FUNGSI-FUNGSI
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
A.
Fungsi
perencanaan
Perencanaan adalah suatu kegiatan interagkif yang berusaha memaksimumkan
ke efektifan gerak pada seluruh unit yang ada pada suatu organisasi sebagai
suatu sistem sesuai tujuan organisasi. Setiap fungsi kegiatan organisasi harus
di mulai dari perencanaan. Perencanaan adalah suatu proses dengan mana sistem
menyesuaikan berbagai sumber daya yang ada untuk mengubah lingkungan dan
internal. Sesungguhnya fungsi perencanaan dalam suatu organisasi atau berusaha
untk menyajikan suatu sistem keputusan
yang terpadu sebagai kerangka dasar bagi kegiatan-kegiatan organisasi.
Fungsi perencanaan pada setiap organisasi dimasa depan akan
memegang peranan penting, dengan kata lain setiap organisasi daalm sepek
terjangnya harus didasarkan pada sebuah perencanaan yang mateng dengan
memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi baik perubahan yang terjadi di
internal organisasi maupun perubahan yang terjadi di eksternal organisasi.
Fungsi utama perencanaan manajemen punjak adalah salah satu
rancangan sistem mencakup:
a.
Penetapan
tujuan, sasran , kebijakan, prosedur-prosedur dan hubungan organisasi diatas
landasan sistematis untuk pedoman pembuatan keputusan dan perencanaan paad
berbagai macam aktifitas di tingkatan organisasi.
b.
Pengatur
bagi rangkaian informasi ke dan dari pusat-pusat kekuasaan sampai ke level yang
terbawah.
Ada
beberapa keuntungan penetapan sasaran dan tujuan-tujuan di awal penyusunan
sebuah perencanaan yaitu:
·
Landasan
bagiperencanaan yang terpadu dan utuh
·
Premis-premis
dalam mana perencanaan yang lebih khusus harus mengambil tempat
·
Landasan
utama bagi penyelenggaraan fungsi kontrol
·
Dapat
menjadi landasan motivasi kerja anggota organisasi jika mereka lebih awal
mengetahui dan mengenal ke arah mana tujuan organisasi.
·
Suatu
landasan bagi perumusan yang tepat dalam mendelegasikan dan desentralisasi
perencanaan khusus paad tingkat operasional yang lebih rendah.
·
Sustau
landasan bagi koordinasi kegiatan-kegiatan di antara berbagai macam unit
pekerjaan fungsional dalam organisasi.
B.
Fungsi
pengorganisasian
Organisasi ialah pola atau cara-cara dimana sejumlah orang memiliki
kedekatan dan semuanya melakukan hubungan dan melaksanakan tugas yang kompleks,
melakukan hubungan dengan kesadaran dan saling persetujuan dala mencapai
tujuan.
Jhonson, dkk mengemukakan ada beberapa aliran dalam memandang teori organisasi:
1.
Aliran
tradisional atau klasikal, didasarkan atas kontribusi dari sejumlah sumber,
termasuk manajemen ilmiah, teori-teori administrasi manajemen, mikro ekonomi
dan administrasi publik. Teori ini mengembangkan beberapa kensep yaitu:
a.
Struktur
b.
Hirarki
c.
Kewenangan
d.
Spesialisasi
e.
Rentang
pengawasan
f.
Line
dan staf
2.
Model
birokrasi, elemen kunci tipe ideal birokrasi yaitu:
1.
Penbagian
kerja berdasarkan atas spesialisasi fingsi
2.
Pendefenisian
dengan baik hirarki kewenangan
3.
Sistem
dari aturan mencakup hak-hak dan kewajiban dari setiap posisi yang di buat
4.
Sistem
dari prosedur bagi menangani situasi pekerjaan
5.
Impersonality
dari hubungan interpersonal
6.
Promosi
dan seleksi begi pegawai berdasarkan atas teknik kompetensi.
3.
Model
prilaku, konsep prilaku dalam organisasi berkembang sebagai reaksi relawan mekenistik
da bias impersonal dari aliran klasik. Prinsip prilaku manusia dalam organisasi
yaitu:
·
Organisasi
bisnis, adalh suatu sistem sosial seperti halnya sistem teknik ekonomi.
·
Individu
·
Kelompok
kerja informal
·
Pola
kepemimpinan berdasarkan atas struktur formal
·
Aliran
hubungan manusia secara umum
·
Penting
untuk mengembangkan efektivitas komunikasi
·
Manajemen
memerlukan keterampilan teknis
·
Anggota
dapat di motovasi dalam organisasi.
C.
Laporan
reporting administrasi pendidikan
Didalam proses administrasi pendidikan yang sedang diprogramkan di
sebuah lembaga pendidikan tersebut, ada hal-hal yang harus diminta data pada
waktunya yaitu mengenai laporan administrasi tersebut. Karena dari laporan
adminstrasi yang dihimpun akan memudahkan
para pengambil kebijakan atau keputusan sebaik mungkin dan dari laporan
inilah ia bisa mengambil langkah-langkah untuk lebih mengoptimalkan
administrasi yang berada di lembaga yang dipimpinnya.
Secara rinci dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan memiliki
pungsi atau tujuan administrasi adalah untuk mencapai tujuan pendidikan
produktif dan efesien. Ukuran keberhasilan administrasi pendidikan ditentukan
oleh produktivitas pendidikan yang dapat dilihat pada produk, hasil atau
efektivitas:
1
Input
yang merata
2
Output
yang banyak dan bermutu tinggi
3
Ilmu
dan output sesuai dengan masyarakat.
4
Pendapatan
output yang memadai
D.
Kegiatan
dan fingsi manajemen
1.
perencanaan
Perencanaan merupakan usaha memfokuskan tujuan pada masa mendatang
apa yang harus dicapai dan magaimana mencapainya.
Pada esensinya, fungsi perencanaan termasuk aktivitas manajerial
yang menetapkan tujuan-tujuan untuk masa depan dan sarana yang tepat untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut. Hasil dari fungsi perencanaan adalah rencana
yakni suatu dokumen yang tertulis yang menerapkan serangkaian tindakan yang
akan diambil.
Sedangkan
unsur-unsur perencanaan antara lain:
a)
What
: tindakan apa yang harus dikerjakan
b)
Why
: mengapa sebabnya tindakan tersebut harus dilakukan
c)
Where
:dimana tindakan tersebut dilakukan
d)
When:
kapan tindakan tersebut dilakukan
e)
Who:
siapa yang akan melakukan tindakan tersebut
f)
How:
bagaimana melaksanakan tindakan tersebut
2.
Pengorganisasian
Pengeorganisasian merupakan suatu system tentang
aktivitas-aktivitas kerja sama dari dua orang atau lebih sesuatu yang tidak berujud
dan tiak bersifat pribadi, sebagaian besar mengenal hubungan-hubungan,
mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara
para anggota organisasi agar tujuan pekerjaan diantara para anggota organisasi
dapat dicapai dengan efesien.
BAB III
PENYALENGGARAAN
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
A.
PENYALENGGARAAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Adanya
administrasi atau bidang-bidang operasional sekolah ini dapat digolongkan
kepada beberapa kegiatan:
1.
Tata
usaha
Tata usaha meliputi segenap rangkaian aktivitas pencatatan,
pengiriman, menyimpan surat-surat yang diperlukan, pengumpulan informasi dan
pengelolaan. Kegiatan tata usaha ini merupakan alat bantu pihak pimpinan dalam
membuat keputusan dan melakukan tindakan yang tepat. Oleh karena itu tata usaha
mempunyai peranan melancarkan kehidupan dan perkembangan suatu organisasi dalam keseluruhannya karena
fungsinya sebagai pusat ingatan dan sumber dokumen.
Ketatausahaan sekolah sepenuhnaya mengurus masalah komunikasi vertikal
maupuun horizontal di dalam sekolah maupun ke luar. Komunikasi itu berlangsung
dalam bentuk surat menyurat. Pengelolaan komunikasi sutar menyurat maupun
publikasi ini meliputi kegiatan pengurusan sirkulasi surat, penyusunan
konsep-konsep, pengetikan dan penggandaan, pengarsipan dan pendekomentasian,
mengatur acara resmi, urusan keprotokoleran serta perkantoran.
Kegiatan tatausaha lainnya adalah mengelola pendokumentasian
hal-hal penting dalam aktivitas lembaga pendidikan tersebut, demikian juga
event-event penting dari kegiatan perkantoran dan kelembagaan. Selain tata
usaha juga berkewajiban mengurus keadaan lembaga sehingga menjadi lingkungan
belajar yang asri, nyaman, n=bersih dan indah. Demikian juga keadaan di kantor
dan dalam ruang belajar.
2.
Pendidikan
dan pengajaran
Dalam
penyelenggaraan bidang kegiatan pengajaran ini volume kerjanya adalah:
1
Menetapkan
tenaga kerja guru yang bertugas.
2
Menetapkan
tenaga menurut bidang study.
3
Memperhatikan
kemahiran mengajar.
4
Supervis
5
Peningkatan
kualitas ketenagaan secara teknis maupun keilmuan
Bidang ini khususnya mengatur bagaimana agar proses belajar dan
mengajar dapat berjalan dengan rencana yang telah ditetapkan.
Kegiatan-kegiatannya meliputi pengaturan
situasi dan kondisi agar setiap bidang studi dapat berjalan sesuai dengan
kurikulum, mengatur tenaga pengajar dan secara terperinci dibidang ini
meliputi:
Kegiatan
pengajaran
Kegiatan
program pelajaran
Untuk
program belajar utama bidang ini adalah:
1
Penyusunan
jadwal bidang study yang diajarkan di setiap kelas atau jurusan.
2
Penyususnan
kerja bulanan, catur wilanan, semesteran dan tahunan.
3
Menentukan
dan mengusahakan alat-alat yang diperlukan berikut dengan cara penggunaan dan
pemeliharaan alat itu.
4
Menentukan
kegiatan belajar siswa secara kontineu.
5
Menentukan
dan menyiapkan program bimbingan penyuluhan.
6
Menentukan
dan melaksanakan administrasi evaluasi belajar dalam bentuk tes berikut dengan
memperhatikan validitas, rehabilitas, rationalitas dan objektivitas teks serta
menyelenggarakan teks.
Dari jenis kegiatan yang termasuk dalam bidang ini nyatalah
bahwa bidang pendidikan dan pengajaran
merupakan suatu bidang operatif yang utama pada setiap lembaga-lembaga
pendidikan.
3.
Kesiswaan
Urusan utama yang ditangani oleh bidang kesiswaan adalah urusan
siswa. Permasalahan kesiswaan mencakup student need, student interest, dan
student welfare(kebutuhan, kepentingan, dan kesejahteraan) atau dengan kata
lain bakat-minat dan kesejahtaraan
siswa. Bidang ini bersama-sama dengan bidang pendidikan dan pengajaran bertugas menjamim kelancaran
suasana belajar dan mengajar dengan memfokuskan kegiatan siswa sebagai
masyarakat sekolah.
Sebagai anggota masyarakat sekolah tentu siswa mempunyai hak dan
kewajiban terutama kewajiban mematuhi peraturan-peraturan yang ditetapkan
sekolah.
Kegiatan dalam bidang kesiswaan secara operasional mencakup
pelayanan kepada murid yang dapat melengkapi pengajaran dikelas.
Administrasi
bidang kesiswaan hal ini meliputi:
.Organisasi
dan perkumpulan murid
Penilaian
dan pengukuran kemajuan murid
Bimbingan
dan penyuluhan bagi murid-murid
Pengendalian
disiplin murid
Mengurus
dan menyimpan data murid
Membuat
daftar kehadiran murid di sekolah
Program
kesehatan dan pengamanan
Penerimaan,
orientasi, klasifikasi, dan penunjukan murid
4.
Personalia
Personalia adalah sumber daya manusia yang memiliki tugas sesuai
dengan uraian tugas yang menjadi tanggung jawab disetiap sekolah. Personalia
sekolah merupakan sumber daya manusia yang memiliki tugas, wewenang, kekuasaan
maupun tanggung jawab sesuai dengan kinerja tugas pokok masing-masing.
Sedangkan fungsi setiap personalia akan berbeda satu sama lain, karena tugas
pokok masing-masing telah ditetapkan.
5.
Material
Urusan utama bidang ini adalah mengelola perlengkapan lembaga
pendidikan baik yang berkenaan dengan keperluan belajar maupun mengajar serta
untuk keperluan kantor. Pengelolaan meliputi pengadaan, penggunaan, perawatan
dan pemeliharaan.
Pengadministrasian bidang ini yang terpenting adalah perencanaan
yaitu
Perencanaan
pengadaan, menyangkut apa yang diperlukan dari diperolehnya
Perencanaan
penggunaan yaitu untuk apa barang itu, dimana ditempatkan serta siapa yang
menggunakannya
Perencanaan
pemeliharaan, dimana dan bagaimana
memeliharanya serta menyimpannya, memperbaiki dan menggantinya.
6.
Keuangan
Bidang keuangan bertugas mengelola masalah keuangan atau disebut
juga mengurus tentang APBS (Anggaran Pendapatan Dan Belanja Sekolah) yang
terdiri dari biaya rutin dan biaya pembangunan serta biaya-biaya teknis
lainnya. Biaya rutin terdiri dari pembiayaan sektor gaji atau honorarium,
tunjangan struktural dan fungsional dari tenaga edukatif maupun administratif,
biaya perawatan alat-a;at serta sarana fasilitas dan pembelian alat-alat
kantor.
Dalam setiap penyelenggaraan kegiatan baik dilingkungan sekolah
maupun organisasi lainya sangat memerlukan penyediaan sejumlah dana. Sumber
dana/ keuangan ini dapar bersumber dari pemerintah melalui anggaran belanja
negara dan dapat pula diperoleh melalui swadaya sendiri melalui spp atau
lainnya.
Tugas
bidang keuangan ini meliputu:
Pembuatan
anggaran biaya rutin dan anggaran pembangunan
Pengendalian
pengeluaran uang hendaknya ditangani secara sistematis, teratur, jelas,
sehingga tidak terjadi kebocoran dan lainnya.
B.
Sekolah
Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa (atau "murid") di bawah pengawasan guru. Sebagian besar negara memiliki sistem pendidikan formal, yang umumnya wajib. Dalam sistem ini, siswa kemajuan
melalui serangkaian sekolah. Selain sekolah-sekolah inti, siswa di negara
tertentu juga mungkin memiliki akses dan mengikuti sekolah-sekolah baik sebelum
dan sesudah pendidikan dasar dan menengah. Universitas, sekolah kejuruan, perguruan tinggi atau seminari mungkin tersedia
setelah sekolah menengah. Sebuah sekolah mungkin juga didedikasikan untuk satu
bidang tertentu, seperti sekolah ekonomi atau sekolah tari. Alternatif sekolah dapat menyediakan kurikulum dan metode non-tradisional.
Ada juga sekolah non-pemerintah, yang disebut sekolah swasta. Sekolah swasta mungkin untuk
anak-anak dengan kebutuhan khusus ketika pemerintah tidak bisa
memberi sekolah khusus bagi mereka; keagamaan, seperti sekolah Islam, sekolah Kristen, hawzas, yeshivas dan lain-lain,
atau sekolah yang memiliki standar pendidikan yang lebih tinggi atau
berusaha untuk mengembangkan prestasi pribadi lainnya. Sekolah untuk orang dewasa meliputi lembaga-lembaga pelatihan perusahaan dan pendidikan dan pelatihan militer.
A. Sarana dan Prasarana Sekolah
Berikut ini adalah sarana prasarana yang sering ditemui pada
institusi yang ada di Indonesia, berdasarkan kegunaannya:
1.
Ruang belajar adalah suatu ruangan tempat kegiatan belajar mengajar dilangsungkan. Ruang belajar
terdiri dari beberapa jenis sesuai fungsinya yaitu:
·Ruang kelas atau ruang Tatap Muka, ruang ini
berfungsi sebagai ruangan tempat siswa menerima pelajaran melalui proses
interaktif antara peserta didik dengan pendidik, ruang belajar terdiri dari
berbagai ukuran, dan fungsi.Sistem kelas terbagi 2 jenis yaitu kelas berpindah
(moving class) dan kelas tetap.
·Ruang
Praktik/Laboratorium ruang yang berfungsi sebagai ruang
tempat peserta didik menggali ilmu pengetahuan dan meningkatkan keahlian
melalui praktik, latihan, penelitian, percobaan. Ruang ini mempunyai kekhususan
dan diberi nama sesuai kekhususannya tersebut, diantaranya:
2.
Ruang kantor adalah suatu tempat dimana tenaga kependidikan melakukan proses administrasi
sekolah tersebut, pada institusi yang lebih besar ruang kantor
merupakan sebuah gedung yang terpisah.
3. Perpustakaan Sebagai satu institusi yang bergerak
dalam bidang keilmuan, maka keberadaan perpustakaan
sangat penting.Untuk meminjam buku, murid terlebih dahulu harus mempunyai kartu
peminjaman agar dapat meminjam sebuah buku.
4. Halaman/Lapangan Merupakan area umum yang mempunyai
berbagai fungsi yaitu:
·
tempat kegiatan luar ruangan
·
tempat latihan
·
tempat bermain/beristirahat
B. Sekolah Menurut Status
z Sekolah negeri, yaitu sekolah yang
diselenggarakan oleh pemerintah, mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah
pertama,
sekolah menengah
atas,
dan perguruan tinggi.
z Sekolah swasta, yaitu sekolah yang
diselenggarakan oleh non-pemerintah/swasta, penyelenggara berupa badan berupa
yayasan pendidikan yang sampai saat ini badan
hukum
penyelenggara pendidikan masih berupa rancangan peraturan pemerintah.
C. Personalia
Personalia berasal dari kata personil
atau personnel yang berarti pegawai. Administrasi Personalia adalah
manajemen yang menangani masalah-masalah kepegawaian dalam suatu badan usaha
atau lembaga.
Tujuan
Tujuan dari administrasi personalia ialah mendayagunakan
tenaga kerja atau pegawai secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang
maksimal dengan disertai pemeliharaan yang sebaik-baiknya hingga timbul rasa
bahagia dan sejahtera pada para pegawai.
Ruang Lingkup Administrasi Personalia
·
Perencanaan Pegawai (personnel planning)
·
Pengadaan Pegawai (recruitment)
·
Pembinaan atau pengembangan Pegawai (personnel development)
·
Promosi dan Mutasi Pegawai
·
Pemberhentian dan Pensiun Pegawai
·
Kesejahteraan Pegawai
Dapat kita rumuskan secara singkat ketiga permasalahan
tersebut kedalam tiga buah kata, yaitu : “mencari – mendayagunakan –
melepaskan” pegawai (to choose – to use – to lose the personnel)
Perencanaan Pegawai (personlia)
Perencanaan pegawai bertujuan untuk mengetahui secara pasti akan
kebutuhan pegawai, baik mengenai jumlahnya maupun mengenai jenis dan
tingkatannya. Untuk mengetahui kebutuhan pegawai ini ada tiga hal yang perlu
diketahui lebih dahulu, yaitu :
1. Jumlah dan jenis pegawai yang telah
ada
2. Beban kerja (load) dari lembaga ataupun
unit-unitnya
3. Kapasitas kerja pegawai
Pengelolaan Personalia dengan Pengadaan
Pegawai Negri Sipil
Pegawai adalah orang yang mengerjakan atau melaksanakan
suatu pekerjaan atau disingkat “orang yang bekerja”. Jika bentuknya dibalik
(dijadikan bentuk pasif), makaa menjadi orang yang dipekerjakan. Dalam
Undang-Undang No. 8 tahun 1974 Pokok-Pokok Kepegawaian, bab I pasa I disumuskan
pengertian tentang pegawai : yang dimaksud dengan Pegawai (Negri) adalah
“mereka yang memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan
diserahi tugas dalam sesuatu jabatan (negri) atau diserahi tugas (negara)
lainnya yang ditetapkan berdasarkan sesuatu peraturan perundang-undangan dan
digaji menurut peraturan
Pada
pokoknya pengadaan pegawai negri sipil diselenggarakan melalui langkah-langkah
atau prosedur sebagai berikut :
- Pengumuman
- Pendaftaran
- Seleksi atau Penyaringan
D.
Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Istilah hubungan dengan masyarakat
dikemukakan kali pertama oleh presiden Amerika Serikat, Thomas Jefferson tahun
1807 dengan istilah Public Relations. Hingga saat ini pengertian
hubungan dengan masyarakat itu sendiri belum mencapai suatu mufakat konvensional.
Adapun pengertian hubungan dengan
masyarakat menurut Abdurrachman ialah kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh
pengertian, good will, kepercayaan, penghargaan dari publik
sesuatu badan khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Sedangkan menurut Syamsi, hubungan
dengan masyarakat adalah untuk mengembangkan opini publik yang positif terhadap
suatu badan, publik harus diberi penerangan-penerangan yang lengkap dan
obyektif mengenai kegiatan-kegiatan yang menyangkut kepentingan mereka,
sehingga dengan demikian akan timbul pengertian darinya. Selain itu
pendapat-pendapat dan saran–saran dari publik mengenai kebijaksanaan badan itu
harus diperhatikan dan dihargai.
Hubungan sekolah dengan masyarakat
merupakan jalinan interaksi yang diupayakan oleh sekolah agar dapat diterima di
tengah-tengah masyarakat untuk mendapatkan aspirasi, simpati dari masyarakat.
Dan mengupayakan terjadinya kerjasama yang baik antar sekolah dengan masyarakat
untuk kebaikan bersama, atau secara khusus bagi sekolah penjalinan hubungan tersebut
adalah untuk mensuksekan program-program sekolah yang bersangkutan sehingga
sekolah tersebut bisa tetap eksis.
Humas sebagai penghubung dari pihak
sekolah dengan masyarakat harus selalu dipelihara dengan baik karena sekolah
akan selalu berhubungan dengan masyarakat, tidak bisa lepas darinya sebagai
partner sekolah dalam mencapai kesuksesan sekolah itu sendiri. Prestise sekolah
semakin tinggi di mata masyarakat jika sekolah mampu melahirkan peserta didik
yang cerdas, berkepribadian dan mampu mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya
dalam memajukan masyarakat.
Sekolah harus selalu siap mengantarkan
peserta didik terjun langsung ke masyarakat diantaranya dengan membekali
peserta didik dengan pengetahuan, nilai-nilai dan ketrampilan-ketrampilan
khusus baik melalui kegiatan intra maupun ekstra.
Jadi bila kita tarik garis merah secara
general , maka pengertian hubungan sekolah dengan masyarakat adalah rangkaian
kegiatan organisasi atau instansi untuk menciptakan hubungan yang harmonis
dengan masyarakat atau pihak-pihak tertentu di luar organisasi tersebut, agar
mendapatkan dukungan terhadap efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kerja seara
sadar dan sukarela.
3.1. Tugas Pokok
Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
· Memberikan
informasi dan gagasan kepada masyarakat atau pihak-pihak lain.
· Membantu
pemimpin yang karena tugas-tugasnya tidak dapat langsung memberikan informasi
kepada masyarakat atau pihak-pihak yang memerlukannya.
· Membantu
pemimpin mempersiapkan bahan-bahan tentang permasalahan dan menyampaikan
informasi yang menarik perhatian masyarakat pada saat tertentu.
· Membantu
pemimpin dalam mengembangkan rencana dan kegiatan lanjutan yang berhubungan
dengan pelaksanaaan kepada masyarakat sebagai akibat dari komunikasi timbal
balik dengan pihak luar, yang ternyata menumbuhkan harapan untuk penyempurnaaan
kegiatan yang telah dilakukan oleh organisasi.
· Melaporkan
tentang pikiran-pikiran yang berkembang dalam masyarakat tentang masalah
pendidikan.
· Membantu kepala
sekolah dalam usaha untuk memperoleh bantuan dan kerja sama dari pihak
luar(masyarakat).
· Menyusun
rencana bagaimana cara-cara memperoleh bantuan.
· Menunjukkan
pergantian keadaan pendapat umum.
Asas Kerja
Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Asas kerja hubungan sekolah dengan masyarkat
diantaranya adalah sebgai berikut:
o Obyektif dan
Resmi
Semua informasi atau pemberitaan yang
disampaikan kepada masyarakat harus merupakan suara resmi dari instansi atau
lembaga yang bersangkutan.
o Organisasi yang
tertib dan berdisiplin
Hubungan sekolah dengan masyarakat
hanya akan berfungsi bilamana tugas-tugas organisasi atau lembaga berjalan
secara lancar dan efektif serta memiliki hubungan kerja ke dalam dan ke luar
organisasi yang efektif pula.
o Informasi harus
bersikap mendorong timbulnya keinginan untuk ikut berpartisipasi atau ikut
memberikan dukungan secara wajar dari masyarakat.
o Kontinuitas
informasi
Hubungan sekolah dengan masyarakat
harus berusaha agar masyarakat memperoleh informasi secara kontinu sesuai
dengan kebutuhan.
o Respon yang
timbul di kalangan masyarakat umpan balik dari informasi yang disampaikan harus
mendapat perhatian sepenuhnya.
Jenis Kegiatan
Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Ø Kegiatan
Eksternal
Kegiatan ini selalu berhubungan atau
ditujukan kepada instansi atasan dan masyarakat di luar sekolah. Ada dua kemungkinan
yang bisa dilakukan dalam hal ini yakni:
a. Indirect act adalah
kegiatan hubungan sekolah dengan masyar\akat melalui perantara media tertentu
seperti misalnya: informasi lewat televisi, penyebaran informasi lewat radio,
penyebaran informasi melalui media cetak, pameran sekolah dan berusaha
independen dalam penerbitan majalah atau buletin sekolah.
b. Direct act
adalah kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat melalui tatap muka,
misalnya: rapat bersama dengan komitte sekolah, konsultasi dengan tokoh
masyarakat, melayani kunjungan tamu dan sebagainya.
Ø Kegiatan
Internal
Kegiatan ini merupakan publisitas ke
dalam, sasarannya adalah warga sekolah yang bersangkutan yaitu para pendidik,
karyawan, dan peserta didik. Kegiatan ini juga dapat dilakukan dengan dua
kemungkinan yakni:
a. Indirect act adalah
kegiatan internal melalui penyampaian informasi melalui surat edaran;
penggunaan papn pengumuman di sekolah; penyelenggaraan majalah dinding;
menerbitkan buletin sekolah untuk dibagikan pada warga sekolah; pemasangan
iklan/pemberitahuan khusus melalui mass media; dan kegiatan pentas seni.
b. Direct act adalah
kegiatan internal yang dapat berupa: rapat dewan guru; upacara sekolah;
karyawisata/rekreasi bersama; dan penjelasan pada berbagai kesempatan.
a. Fungsi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
·
Mengatur hubungan sekolah dengan orang
tua.
·
Memelihara hubungan baik dengan komitte
sekolah.
·
Memelihara dan mengembangkan hubungan
sekolah dengan lembaga-lembaga pemerintah, swasta dan organisasi nasional.
·
Memberi pengertian kepada masyarakat
tentang fungsi sekolah melalui bermacam-macam tehnik komunikasi (majalah, surat
kabar dan mendatangkan sumber).
b. Tujuan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
·
Memberi penjelasan tentang
kebijaksanaan penyelenggaraan sekolah situasi dan perkembangannya.
·
Menampung sarana-sarana dan
pendapat-pendapat dari warga sekolah dalam hubungannya dengan pembinaan dan
pengembangan sekolah.
·
Dapat memelihara hubungan yang harmonis
dan terciptanya kerja sama antar warga sekolah sendiri.
c. Manfaat Hubungan
Sekolah dengan Masyarakat
·
Adanya saling pengertian antara sekolah
dengan pihak luar.
·
Adanya kegiatan yang membantu karena
mengetahui manfaat, arti dan pentingnya peranan masing-masing.
·
Adanya kerjasama yang erat dengan
masing-masing pihak dan merasa ikut bertanggungjawab atas suksesnya usaha pihak
lain.
d. Bentuk Opersional Hubungan Sekolah dengan
Masyarakat
·
Di bidang
Sarana Akademik. Tinggi rendahnya prestasi lulusan (kualitas maupun
kuantitas), penelitian, karya ilmiah (lokal, nasional, internasiona), jumlah
dan tingkat kesarjanaan pendidiknya, sarana dan prasarana akademik termasuk
laboratorium dan perpustakaan atau PSB, SB yang mutakhir serta teknologi
instruksional yang mendukung PBM, termasuk ukuran prestasi dan prestise-nya.
·
Di bidang
Sarana Pendidikan. Gedung atau bangunan sekolah termasuk ruang belajar,
ruang praktikum, kantor dan sebagainya beserta perabot atau mebeuler yang
memadai akan memiliki daya tarik tersendiri bagi popularitas sekolah.
·
Di bidang
Sosial. Partisipasi sekolah dengan masyarakat sekitarnya, seperti
kerja bakti, perayaan-perayaan hari besar nasional atau keagamaan, sanitasi dan
sebagainya akan menambah kesan masyarakat sekitar akan kepedulian sekolah
terhadap lingkungan sekitar sebagai anggota masyarakat yang senantiasa sadar lingkungan
demi baktinya terhadap pembangunan masyarakat.
·
Kegiatan Karya
Wisata. Kegiatan karya wisata juga bisa dijadikan sarana hubungan
sekolah dengan masyarakat, seperti membawa spanduk serta atribut sekolah sampai
keluar daerah menyababkan nama sekolah dapat dikenal lebih luas sampai luar
kota. Bahkan tertib sopan santun para siswanya di perjalanan akan mendapat
kesan tersendiri dari masyarakat yang disinggahi dan dilaluinya.
·
Kegiatan Olah
Raga dan Kesenian. Juga dapat merupakan sarana hubungan sekolah dengan
masyarakat, misalnya dalam porseni dan lomba antar sekolah akan membawa
keunggulan sekolah dan membawa nama harum sekolah tersebut.
E. Manajemen
Berbasis Sekolah
Istilah manajemen berbasis sekolah
merupakan terjemahan dari “school-based management”. merupakan paradigma baru
pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah ( pelibatan
masyarakat ) dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.
4.1.
Fungsi-fungsinya
·
Perencanaan, merupakan proses yang sistematis dalam
pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan
datang. Perencanaan juga merupakan kumpulan kebijakan yang secara sistematik
akan disusun dan dirumuskan berdasarkan data yang dapat dipertanggungjawabkan
serta dapat sipergunakan sebagai pedoman kerja.
·
Pelaksanaan, merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana
menjadi tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan secara efektik dan efisien.
·
Pengawasan, dapat diartikan sebagai upaya untuk mengamati
secara sistematis dan berkesinambungan; merekam; memberi penjelasan, petunjuk,
pembinaan, dan meluruskan berbagai hal yang kurang tepat; serta memperbaiki
kesalahan.
·
Pembinaan, merupakan rangkaian upaya pengendalian secara
professional semua unsure organisasi agar berfungsi sebagaimana mestinya
sehingga rencana untuk mencapai tujuan dapat terlaksana secara efektif dan
efisien.
4.2. Tujuan
·
Peningkatan efisiensi, antara lain, diperoleh melalui
keleluasaan mengelola sumberdaya partisipasi masyarakat dan penyederhanaan
birokrasi.
·
Peningkatan mutu, dapat diperoleh, antara lain, melalui
partisipasi orang tua terhadap sekolah, fleksibilitas pengelolaan sekolah dan
kelas, peningkatan profesionalisme guru dan kepala sekolah, berlakunya sistem
insentif dan disinsentif.
·
Peningkatan pemerataan antara lain diperoleh melalui peningkatan
partisipasi masyarakat yang memungkinkan pemerintah lebih berkonsentrasi pada
kelompok tertentu. Hal ini dimungkinkan karena pada sebagian masyarakat tumbuh
rasa kepemilikan yang tinggi terhadap sekolah.
4.3. Manfaat
Manajemen Berbasisi Sekolah memberikan beberapa manfaat
diantaranya dengan kondisi setempat, sekolah dapat meningkatkan kesejahteraan
guru sehingga dapat lebih berkonsentrasi pada tugasnya; keleluasaan dalam
mengelola sumberdaya dan dalam menyertakan masyarakat untuk berpartisipasi,
mendorong profesionalisme kepala sekolah, dalam peranannya sebagai manajer
maupun pemimpin sekolah; guru didorong untuk berinovasi; rasa tanggap sekolah
terhadap kebutuhan setempat meningkat dan menjamin layanan pendidikan sesuai
dengan tuntutan masyarakat sekolah dan peserta didik.
Untuk
dapat memahami dan menerapkan MBS sebagai suatu proses pemberdayaan terhadap
beberapa hal yang perlu mendapat perhatian, seperti berikut:
·
Pemberdayaan berhubungan dengan upaya peningkatan kemampuan
masyarakat untuk memegang control ( atas diri dan lingkungannya ).
·
Adanya kerjasama dan kesepadanan kedudukan dalam hubungan
kerja.
·
Menggunakan pendekatan partisipatif.
·
Pendidikan untuk keadilan.
F. Komite
Sekolah
Maksud
dibentuknya Komite Sekolah adalah agar ada suatu organisasi masyarakat sekolah
yang mempunyai komitmen dan loyalitas serta peduli terhadap peningkatan
kualitas sekolah. Komite Sekolah yang dibentuk dapat dikembangkan secara khas
dan berakar dari budaya, demografis, ekologis, nilai kesepakatan, serta
kepercayaan yang dibangun sesuai dengan potensi masyarakat setempat. Oleh
karena itu, Komite Sekolah yang dibangun harus merupakan pengembang kekayaan
filosifis masyarakat secara kolektif. Artinya, Komite Sekolah mengembangkan
konsep yang berorientasi kepada pengguna (client model), berbagi kewenangan
(power sharing and advocacy model), dan kemitraan (partnership model) yang
difokuskan pada peningkatan mutu pelayanan pendidikan.
5.1.
Tujuan
·
Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat
dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di satuan
pendidikan.
·
Meningkatkan tanggung-jawab dan peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.
·
Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan
demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di
satuan pendidikan.
a.
Peran dan Fungsi Komite Sekolah
Peran
Komite Sekolah
Keberadaan Komite Sekolah harus
bertumpu pada landasan partisipasi masyarakat dalam meningkatkan kualitas
pelayanan dan hasil pendidikan di satuan pendidikan/sekolah. Oleh karena itu,
pembentukan Komite Sekolah harus memperhatikan pembagian peran sesuai posisi
dan otonomi yang ada. Peran Komite Sekolah adalah :
·
Sebagai lembaga pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam
penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan
·
Sebagai lembaga pendukung (supporting agency), baik yang
berwujud finansial, pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan
di satuan pendidikan.
·
Sebagai lembaga pengontrol (controlling agency) dalam rangka
ransparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan
pendidikan.
·
Sebagai lembaga mediator (mediator agency) antara pemerintah
(eksekutif) dengan masyarakat di satuan pendidikan.
Fungsi Komite Sekolah
·
Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat
terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.
·
Melakukan kerjasama dengan masyarakat
(Perorangan/organisasi/dunia usaha dan dunia industri (DUDI)) dan pemerintah
berkenaan dengan penyelengaraan pendidikan bermutu.
·
Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan
berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat. Serta,Mendorong
orang tua siswa ataupun masyarakat untuk berpartisipasi dalam pendidikan guna
mendukung peningkatan mutu pendidikan dan pemerataan pendidikan.
·
Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan
penyelengaraan pendidikan di satuan pendidikan.
·
Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan,
program, penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan.
b.
Pelaksanaan Program Kerja Komite
Sebuah Komite Sekolah dapat
menjalankan roda organisasi melalui berbagai kegiatan. Kegiatan-kegiatan
tersebut barangkali ada yang belum menyentuh substansi peningkatan mutu
pendidikan di satuan pendidikan tersebut. Salah satu kegiatan yang dapat
dilakukan adalah konsolidasi organisasi seperti yang disinggung di muka.
Komite Sekolah yang telah memenuhi
syarat minimal sebagai sebuah organisasi, dapat melangkah lebih jauh dalam
menjalankan roda organisasi, dan mulai menyentuh substansi mutu pendidikan.
Dalam hal ini Komite Sekolah dapat memulai kegiatannya dengan berangkat dari
upaya pemecahan masalah yang dapat diidentifikasi.
Tahap-tahap yang dapat dilakukan
oleh Komite Sekolah.
² Identifikasi Masalah. Setiap sekolah atau satuan pendidikan
tentu memiliki maslah yang berbeda-beda. Langkah yang perlu dilakukan oleh
Komite Sekolah dalam menjalankan roda organisasi adalan identifikasi masalah,
baik masalah akademik, maupun masalah non-akademik. Dapat dipastikan bahwa akan
banyak sekali masalah yang dapat diidentifikasi (Teknik identifikasi masalah
disajikan dalam sesi tersendiri).
² Menentukan Prioritas. Dari sekian banyak masalah yang
berhasil diidentifikasi harus dipilih masalah yang akan menjadi prioritas,
dikaitkan dengan ketersediaan personel, dana, dan penunjang.
² Analisis Masalah. Guna mengetahui secara lebih mendalam tentang masalah yang
terjadi, perlu dilakukan analisis masalah. Dalam masalah atau topik yang akan
ditangani langkah-langkah yang perlu dilakkan adalah sebagai berikut:
·
Lakukan identifikasi akar masalah, dan faktor-faktor
penyebab masalah tersebut,
·
Buat daftar alternatif kemungkinan pemecahan masalah dan
untung rugi masing-
masing alternative
masing alternative
·
Pilih alternatif terbaik berdasarkan kesepakatan
bersama,lalu buat perencanaan untuk pemecahan masalah.
² Perencanaan Program
Pelaksanaan Program dapat dilakukan dengan baik apabila
dibuat rencana aksi yang baik.Pelaksanaan Program/Kegiatan. Berdasarkan rencana
aksi, penangggung jawab program kemudian melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
telah disusun.
² Evaluasi Program
·
Selama berjalannya waktu dilalukan evaluasi secara periodik.
Setelah tenggat waktu periode tertentu terlewati tetapi indikator kinerja masih
di bawah target, perlu dilakukan analisis dan dibuat tindakan koreksi
(corrective action). Dalam hal ini ada baiknya dilakukan siklus perencanaan
yang kini banyak dianut oleh berbagai organisasi dalam menjalankan progran dan
kegiatan organisasinya. Bahasan tentang PDCA ini dapat diberikan pada sesi
tersendiri.
·
BAB IV
·
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
·
Pengertian
Kepemimpinan
·
.Kepemimpinan
atau leadership adalah adalah setiap sumbangan terhadap terwujudnya dan
tercapainya tujuan-tujuan kelompok/golongan. Atau dengan kata lain kepemimpinan adalah tindakan/perbuatan di
antara perseorangan dan kelompok yang menyebabkan baik orang
seorang maupun kelompok, maju kearah tujuan-tujuan tertentu.
·
Teori-Teori
Timbulnya Kepemimpinan
·
Adanya
teori-teori yang memungkinkan seorang dapat diangkat menjadi pemimpin adalah
bermacam-macam:
·
Sifat-sifat
seseorang seperti, ketangkasan, keberanian, kecepatan mengambil keputusan dan
lain-lain.
·
Tradisi,
kepemimpinan yang bersumber tradisi ini da dua kemungkinan:
·
Menurut
azas kelahiran/ keturunan seperti, anak raja menjadi raja, turunan bangsawan
menjadi bangsawan.
·
Menurut
umur seperti, orang yang paling tua umurnya atau paling tua dinasnya, banyak
pengalaman.
·
Kekuatan
magis, dalam sejarah banyak terdapat orang-orang yang muncul sebagai pemimpin
karena mempunyai kekuatan magis.
·
Prestige,pengalaman-pengalaman sebagai pemimpin dalam suatu lapangan pekerjaan memberi kepadanya
prestige kepemimpinan. Maka dari itu, tidak mustahil jika orang yang demikian itu jika pindah lapangan pekerjaan, masih tetap
menjadi pemimpin.
·
Kebutuhan
yang kondisioner seperti, dalam suatu lingkungan / kelompok seseorang ingin
menjadi pemimpin, dan kebetulan orang-orang
lain dalam lingkungan itu menyerah/tunduk untuk menjadikan dia seorang
pemimpin.
·
Kecakapan
khusus, karena dia adalah satu-satunya orang dalam kelompok/ golongan itu yang
mempunyai kecakapan atau keahlian dalam hal kesenian, maka dialah yang menjadi
pemimpin kesenian.
·
Secara
kebutuhan, karna ada lowongan umpamanya, sekonyong-konyong diangkat
pemimpin
Tipe-Tipe
Kepemimpinan
·
Kepemimpinan
Otokratis
Dalam kepemimpinan yang otokratis, pemimpin bertindak sebagai
diktator terhadap anggota-anggota kelompoknya. Baginya, “memimpin” ialah
menggerakkan dan memaksa kelompok. Kekuasaan pemimpin yang otokratis hanya
dibatasi oleh undang-undang.
§ Seorang pemimpin yang otokratis memiliki sifat-sifat sebagai
berikut:
·
Menganggap
yang dipimpinnya sebagai milik pribadi;
·
Mengidentifikasikan
tujuan pribadi ;
·
Menganggap
bawahan sebagai alat semata-mata;
·
Tidak
mau menerima pendapat, saran dan kritik dari anggotanya;
·
Terlalu
bergantung pada kekuasaan formalnya;
·
Cara
menggerakkan bawahan dengan pendekatan paksaan dan bersifat mencari kesalahan.
·
Kepemimpinan
Militerisme
o Seorang pemimpin yang militeristik memiliki sifat-sifat sebagai
berikut:
·
Dalam
menggerakkan bawahan sering menggunakan cara perintah;
·
Dalam
menggerakkan bawahan senang bergantung pada pangkat/ jabatan;
·
Senang
kepada formalitas yang berlebih-lebihan;
·
Menuntut
disiplin yang tinggi;
·
Sukar
menerima kritikan dan saran dari bawahan.
·
Kepemimpinan
paternalistik
o Seorang pemimpin yang paternalistik
memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
·
Menganggap
bawaha sebagai manusia yang tidak dewasa;
·
Bersifat
terlalu melindungi (overprotective)
·
Jarang
memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan
·
Hampir
tidak pernah memberi kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif sendiri
·
Jarang
memberi kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan kreasi dan fantasinya
·
Sering
bersikap mahatahu
Kepemimpinan
Kharismatis
·
Seorang
pemimpin yang kharismatik memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
·
Mempunyai
daya penerik yang sangat besar, karena itu karena itu umumnya mempunyai
pengikut yang besar jumlahnya
·
Pengikutnya
tidak dapat menjelaskan mengapa mereka tertarik mengikuti dan menaati pimpinan
itu.
·
Dia
seolah-olah memiliki gaib(supernatural power)
·
Karisme
yang dimilikinya tidak bergantung pada umur, kekayaan, kesehatan ataupun
ketempanan si pemimpin.
·
Kepemimpinan
demokrasi
·
Pemimpin
yang bertype demokrasi, menafsirkan kepemimpinannyabukan sebagi diktator,
melainkan sebagai pemimpin ditengah-tengan anggota kelompoknya. Hubungan dengan
anggota-anggota kelompoknya bukan sabagai majikan terhadap bawahannya,
melainkan sebagai saudar tua di antara taman-teman sekerjanya atau sebagai kakak terhadap
saudara-saudaranya. Pemimpin yang demokrasi selalu berusaha men-stimulir
anggota-anggotanya untuk bekerja secara
kooperatif untuk mencapai tujuan bersama. Dalam tindakan dan usaha-usahanya, ia
selalu berpangkal pada kepentingan-kepentingan dan kebutuhan kelompoknya dan berdasarkan kesanggupan dan
kemampuan kelompoknya.
o Karetristik kepemimpinan demokratis ada beberapa antara lain:
·
Selalu
berusaha untuk mengutamakan kepentingan dan tujuan organisasi dari pada
kepentingan dari tujuan pribadi;
·
Senang
menerima saran, pendapat dan kritik;
·
Mengutamakan
kerja sama;
·
Memberi
kebebasan;
·
Selalu
mengembangkan kapasitas.
Kepemimpinan
Pendidikan
·
Syarat-syarat
Pemimpin Pendidikan
·
Untuk
menjadi pemimpin diperlukan adanya syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat serta
sifat-sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin berbeda-beda menurut golongan
dan fungsi jabatan yang dipegangnya. Untuk menjadi pemimpin perusahaan tidak
mungkin sama syarat-syarat serta sifat-sifat yang diperlukan dengan pemimpin
dalam ketentaraan. Demikan pula kepemimpinan dalam organisasi perburuhan atau
kepartaian, memerlukan syarat-syarat yang tidak sama dengan kepemimpinan dalam
pendidikan.
·
Berikut
ini adalah beberapa syarat kepemimpinan dalam pendidikan yang sangat penting
dan prlu mendapat perhatian.
·
Rendah
hati dan sederhana
·
Bersifat
suka menolong
·
Sabar
dan memiliki kestabilan emosi
·
Kepercayaan
pada diri sendiri
·
Jujur,
adil dan dapat dipercaya
·
Kehlian
dalam jabatan
·
Fungsi
Kepemimpinan Pendidikan
·
Sebagai
pelaksana (executive)
·
Seorang
pemimpin tidak boleh hanya memaksakan kehendak sendiri terhadap kelompoknya. Ia
harus berusaha menjalankan atau memenuhi kehendak dan kebutuhan kelompoknya,
juga program atau rencana yang telah ditetapkan bersama.
·
Sebagai
perencana (Planner)
·
Seorang
pemimpin yang baik harus pandai membuat dan menyusun perencanaan, sehingga
segala sesuatu yang diperbuatnya bukan secara “ngawur” saja, tetapi segala
tindakan diperhitungkan dan bertujuaan.
·
Sebagai
seorang ahli (Expert)
·
Ia
haruslah mempunyai keahlian, terutama keahlian yang berhubungan dengan tugas
jabatan kepemimpinan yang dipegangnya.
·
Mewakili
kelompok dalam tindakannya ke luar (External group representative).
·
Ia
harus menyadari, bahwa baik-buruk tindakannya diluar kelompoknya mencerminkan
baik-buruk kelompok yang dipimpinnya.
·
Mengawasi
hubungan antar anggota-anggota kelompok (Controller of internal relationship
·
Menjaga
jangan sampai terjadi perselisihan dan berusaha membangun hubungan yang
harmonis dan menimbulkan semangat bekerja kelompok.
·
Bertindak
sebagai pemberi ganjaran atau pujian dan hukuman (Purveyor of rewards and
punishments).
·
Ia
haru dapat membesarkan hati anggota-anggota yang giat bekerja dan banyak
sumbangannya terhadap kelompoknya, dan berani pila menghukum anggota yang
berbuat merugikan kelompoknya.
·
Bertindak
sebagai wasit dan penengah (Arbirator and mediator)
·
Dalam
menyelesaikan perselisihan ataupun menerima pengaduan-pengaduan antar
anggota-anggotanya, ia harus dapat bertindak tegas, tidak pilih kasih ataupun
mementingkan salah satu anggota.
·
Merupakan
bagian dari kelompok (Exemplar)
·
Pemimpin
bukanlah seorang yang berdiri diluar atau di atas kelompoknya. Ia adalah
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kelompoknya. Dengan demikian segala
tindakan dan usahanya hendaknya dilakukan demi tujuan kelompoknya.
·
Merupakan
lambang dari pada kelompok (Symbol of the group)
·
Sebagai
lambang kelompok, ia hendaknya menyadari bahwa baik-buruknya kelompok yang
dipimpinnya tercermin pada dirinya.
·
Pemegang
tanggungjawab para anggota kelompoknya (Surrogate for individual responsibily)
·
Ia
harus bertanggungjawab terhadap perbuatan-perbuatan anggota-anggotanya yang
dilakukan atas nama kelompok.
·
Sebagai
pencipta atau memiliki cita-cita (Ideologist)
·
Seorang
pemimpin hendaknya mempunyai suatu konsepsi yang baik dan realitis, sehingga
dalam menjalankan kepemimpinannya mempunyai garis yang tegas menuju arah yang
telah dicita-citakan.
·
Bertindak
sebagai seorang ayah (Father figure)
·
Tindakan
pemimpin terhadap anak-buah atau kelompoknya hendaklah mencerminkan tindakan
seorang ayah terhadap anak-anak atau anggota keluarganya.
·
Sebagai
“kkambing hitam” (Scape goat)
·
Seorang
pemimpin haruslah menyadari bahwa dirinya merupakan tempat melemparkan
kesalahan atau keburukan yang terjadi didalam kelompoknya.
BAB V
ORGANISASI
SEKOLAH
A.
Pengertian
organisasi sekolah
Organisasi sekolah adalah kumpulan dari dua orang atu lebih yang
mengikatkan diri dengan target yang
menjadi sasaran sekolah tersebut.
Cameron mengemukakan terdapat empat pendekatan keefektifan
organisasi yaitu:
Model
sistem sumber daya,
·
Proses
internal
·
Sistem
terbuka
·
Dan
kepuasan partisipasi
B.
Bentuk-bentuk
organisasi
1
Bentuk
sentralisasi
Organisasi dengan bentuk sentralisasi adalah seorang pemimpin dan
pemegang kekuasaan ada ditangan satu orang saja. Tanggung jawab pendidikan,
kurikulum serta peraturan-peraturan yang ditentukan oleh pusat dan
peleksanaanya dituangkan berupa instruksi.
Dengan adanya sentralisasi pendidikan telah melahirkan berbagai
fungsi fenomena yang memperhatikan
seperti :
·
Totaliterisme
penyelenggaraan pendidikan
·
Keseragaman
manajemen, sejak dalam aspek perencanaan, pengolahan, evaluasi,hingga model
pengembangan sekolah dan pembelajaran.
·
Keseragaman
pola pembudayaan masyarakat
·
Melemahnya
kebudayaan daerah
·
Kualitas
manusia yang ribotic, tanpa inisiatip dan kreatifitas.
Bentuk desentralisasi
Desentralisasi di Indonesia sudah cukup lama, dimulai sejak tahun
1973 yaitu sejak diterbitkan UU no. 5 tahun 1973 tentang pokok-pokok
pemerintahan daerah otonomi dan pokok-pokok penyelenggaraan pemerintahan yang
menjadi pusat dan daerah.
Beberapa alasan yang mendasari perlunya desentralisasi:
·
Mendorong
terjadinya pertisipasi dari bawahan secara lebih luas
·
Mengakomodasi
terwujudnya prinsip demokrasi
·
Mengurangi
biaya akibat alur birokrasi yang panjang hingga dapat mengingkatkan afesiensi
·
Memberi
peluang untuk memanfaatkan potensi daerah secara optimal
·
Mengakomodasi
kepentingan politik
·
Mendorong
meningkatkan kualitas produk yang lebih kompetitif.
Desentralisasi aadalah pendelegasian wewenang dalam membuat
keputusan dan kebijakan kepada
orang-orang pada level bawah. Pada sistem pendidikan yang terbaru tidak lagi
menerapkan sistem pendidikan sentralisasi, melainkan sistem otonomi daerah atau
otda yang memberikan wewenang kepada berlebihan dimana wewenang
itu hanya menguntungkan pihak tertentu atau golongan serta dipergunakan untuk
mengeruk keuntungan para oknum atau pribadi.
C.
Syarat-syarat
organisasi
Untuk merencanakan suatu organisasi yang lengkap dan harmonis, termasuk organisasi sekolah, perlu
diperhatikan beberapa syarat agar partisipasi dalam organisasi dapat berjalan
dengan efektif, membutuhkan persyaratan-persyaratan yang mutlak yaitu:
·
Adanya
sekelompok orang yang bekerja sama
·
Adanya
tujuan-tujuan berganda yang hendak dicapai
·
Adanya
pekerjaan yang dikerjakan
·
Adanya
penetapan dan pengelompokan pekerjaan
·
Adanya
wewenang tanggung jawab
·
Adanya
pendelegasian wewenang
·
Adanya
hubungan antara satu sama lain anggota
·
Adanya
penetapan orang-orang yanh akan melakukan kerjasama
·
Adanya
tatatertib yang harus ditaati.
D.
Tujuan
pengorganisasian
Tujuan pengerganisasian adalah agar dalam pembagian tugas dapat dilaksanakan dengan penuh tanggung
jawab. Dengan pembagian tugas diharapkan
setiap anggota organisasi dapat meningkatkan keterampilan sacara khusus dalam menangani tugas-tugas
yang dibebankan. Adapun beberap[a tujuan pengorganisasian sebagai berikut:
·
Membantu
koordinasi
·
Memperlancar
pengawasan
·
Memaksimalisasi
manfaat spesialisasi
·
Penghematan
biaya
·
Mengingkatkan
kerukunan hubungan antara manusia
·
Dalam
menetapkan tujuan-tujuan itu perlu adanya pertimbangan , yaitu
·
Membatasi
idealisme tujuan
·
Pertimbangan
waktu
·
Keseimbangan
tujuan-tujuan
E.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi susunan organisasi sekolah
Bagaimana susunan organisasi sekolah yang baik yang dapat berlaku bagi semua jenis sekolah, tidak dapat
ditentukan. Tiap-tiap sekolah memerlukan susuna organisasi yang berbeda-beda
satu dengan yang lain. Ini tergantung kepada
keadaan dan kebutuhan sekolah masing-masing. Manun demikian, bagi
sekolah-sekolah yang sejenis perlu adanya pola keseragaman dalam susunan
organisasi sekolahnya.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perbedaan-perbedaan
dalam susunan organisasi sekolah, antara lain:
a.
Besar-kecilnya
sekolah
b.
Letak
sekolah
c.
Jenis
dan tingkat sekolah;
BAB VI
SUPERVISI
PENDIDIKAN
A.
Pengertian
supervisi pendidikan
Dari segi etimologi supervisi diambil dari kata “super” arinya
mempunyai kelebihan tertentu. Seperti kelebihan dalan kedudukan, pangkat dan
kualitas. Dan “visi” yang berarti melihat atau mengawasijadi supervisi dapat diartikan sebagai kegiatan
pengawasan yang dilakukan oleh seorang pejabat terhadap bawahanya untuk
melakukan tugas dan kewajibannya dengan
baik,sesuai dengan pertelaan tugas yang telah digariskan.
B.
Tujuan
supervisi
1
Meningkatkan
efektivitas dan efesiensi belajar dan mengajar
2
Mengendalikan
penyelenggaraan bidang teknis educatif di sekolah sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dan kebijakan yang telah ditentukan.
3
Menjamin
agar kegiatan sekolah berlangsung sesuai dengan ketentuan yang berlaku
4
Menilai
keberhasilan sekolah dalam peleksanaan tugasnya.
5
Memberikan
bimbingan langsung untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan, kekhilafan serta
membantu memecahkan masalah.
C.
Sifat-sifat
pengawasan
Pengawasan
merupakan salah satu fungsi organik administrasi dan manajement. Agar
pengawasan itu dapat berhasil sebagaimana yang diharapkan, pimpinan suatu
organisasi harus mengenal ciri-ciri proses pengawasan:
1)
Pengawasan
harus bersifat”fact firding” artinya pelaksan fungsi pengawasan harus dapat
menemukan fakta-fakta tentang bagaimana
tugas-tugas dijalankan dalam suatu organisasi.
2)
Pengawasan
harus bersifat preventif yang berarti setiap proses pengawasan yang
dilaksanakan diharapkan dapat mencegah timbulnya penyimpangan dari perencanaan
yang ditetapkan
3)
Pengawasan
diarahkan pada masa sekarang artinya setiap proses pengawasan harus bertujuan pada kegiatan yang sedang
berlangsung.
4)
Pengawasan
merupakan alat administrasi dalam rangka mempermudah tercapainya tujuan.
5)
Pengawasan
merupakan alat untuk meningkatkan efesiensi
6)
Pengawasan
harus bersifat konstruktif bukan mencarin kesalahan
7)
Dan
harus bersifat kteatif yaitu membimbinga agar para petugas/ pelaksana dapat
meningkatkan kemampuanya untuk melakukan tugasnya.
D.
Tehnik-tehnik
supervisi
a)
Kunjungan
kelas
b)
Pembicaraan
individual
c)
Diskusi
kelompok
d)
Demonstrasi
mengajar
e)
Lokakarya
f)
Orientasi
pada situasi baru
g)
Orientasi
personol
h)
Orientasi
terhadap program
i)
Orientasi
terhadap fasilitas
j)
Orientasi
lingkungan
E.
Pengawasan
langsung
a.
Inspeksi
langsung
b.
On
the spot observation
c.
On
the spot report
F.
Pengawasan
tak langsung
Yaitu
pengawasan yang dilakukan dengan system jauh, seperti melalui laporan yang
disampaikan para bawahan. Dan laporannya berbentuk tertulis maupun lisan.
G.
Tipe-tipe
pengawasan
1.
Sipervisi
sebagai inspeksi, merupakan inspektur yang semata-mata menginspeksi
pekerjaan-pekerjaan guru atau bawahan.
2.
Supervisi
laisser faire, supervisor membiarkan saja para guru melaksanakan tugas
sekehendaknya tanpa memberikan bimbingan dan arahan. Karen aitu, supervisi tipe
ini sangat lemah dan tanpa tanggung jawab.
3.
Kepengawasan
demokrasi, merupakan pengawasan pendidikan yang bersifat kooperatif. Setiap
pelaksanaan pengawasan tidak dipegang oleh seorang petugas tetapi merupakan
pekerjaan bersama yang dikoordinasikan.
H.
Prinsip
supervisi
ñ
Praktis
ñ
Fungsional
ñ
Relavan
ñ
Ilmiah
ñ
Demokrasi
ñ
Kooperatif
ñ
kreatif
ukuran keberhasilan administrasi pendidikan dimana bang mau buat makalah ni hehehe
BalasHapus